Bisnis.com, JAKARTA -- Kalangan legislatif menilai tarif yang ditetapkan di jalan tol Trans Jawa terbilang masuk akal. Sosialisasi perihal tarif perlu terus dilakukan karena anggapan bahwa tarif tol berharga mahal.
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Muhammad Martri Agoeng tarif tol Trans Jawa kerap dibandingkan dengan jalan tol yang sudah lama beroperasi sehingga terkesan mahal. Dia menambahkan, perbandingan tersebut tidak sepadan karena sebagian ruas di lintas Trans Jawa merupakan jalan tol baru yang nilai investasinya berbeda dengan jalan tol yang sudah lama beroperasi.
"Sebenarnya, jika kita hitung baik-baik, tarif tol di Trans Jawa ini masih realistis, hanya sekarang memang banyak yang membandingkannya dengan jalan Tol yang sudah lama beroperasi. Tentu harganya berbeda," jelasnya dalam siaran pers, Juma (15/2/2019).
Baca Juga
Martri bersama rombongan Komisi VI DPR melakukan kunjungan kerja pada Kamis (114/2/2019) ke beberapa ruas jalan tol di lintas Trans Jawa. Dalam kunjungan tersebut, para Anggota Komisi VI DPR RI didampingi oleh Direktur Operasi Jasa Marga Subakti Syukur, Direktur Bisnis Jasa Marga Mohammad Sofyan, dan Direktur Utama Jasamarga Solo Ngawi (JSN) David Wijayatno.
Manajemen Jasa Marga menyebut pengguna jalan tol Trans Jawa sebetulnya sudah mendapatkan tiga manfaat terkait tarif. Subakti mengatakan, tarif jalan tol Trans Jawa dipatok paling tinggi Rp1.000 per kilometer. Batas atas ini merupakan bagian dari kebijakan rasionalisasi tarif yang diterbitkan pada tahun lalu.
Subakti menerangkan, golongan kendaraan juga disederhanakan dari lima golongan menjadi tiga golongan. Operator jalan tol juga memberikan diskon tarif sebesar 15% kepada pengguna jarak jauh atau menempuh satu klaster penuh.