Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fluktuasi Rupiah Seharusnya Jadi Penanda Kenaikan Bertahap Tiket Pesawat

Nilai mata uang Indonesia yang tidak stabil menjadi penyebab perusahaan maskapai harus menaikkan jasa layanan.
Bongkar muat bagasi di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah./Bisnis-Abdullah Azzam
Bongkar muat bagasi di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai mata uang Indonesia yang tidak stabil menjadi penyebab perusahaan maskapai harus menaikkan jasa layanan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira mengatakan bahwa sebagian besar peralatan pesawat seperti bahan bakar dan suku cadang dibeli dengan dolar. Ketika rupiah melemah, tentu akan membuat harga tersebut melonjak.

Dengan fenomena seperti ini, pemerintah harusnya bisa memprediksi dan mewanti-wanti dari awal. Dengan begitu, efek negatifnya tidak langsung signifikan.

“Problemnya adalah kenaikan harga tiket ini tidak bertahap. Jadi pada 2017 sudah ada tanda-tanda, seharusnya naiknya bertahap sehingga tidak membuat shock. Kalaupun ada jumlah penumpang menurun, tidak jadi anjlok,” kata Bhima saat diskusi Mengapa Bagasi Berbayar, di Jakarta, Sabtu (9/2/2019).

Bhima menjelaskan bahwa dampak ini sangat panjang mulai dari jasa transportasi yang mengantar menuju bandara atau sebaliknya sampai oleh-oleh yang dibuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Alasannya, milenial yang sudah jalan-jalan dengan tiket murah mengurungkan niatnya karena harga tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Bhima menyebutkan okupansi hotel bintang satu pada Desember lalu hanya 44%. Bulan ini dan selanjutnya kemungkinan bakal merosot karena angka plesiran berkurang.

“Kalau kita lihat jangka panjang juga akan berdampak pada inflasi. Angkutan udara tahun 2017 masih di urutan 16 komoditas penyumbang paling besar inflasi. Pada 2018, dia langsung naik ke urutan keenam,” ucap Bhima.

Sebelumnya sejumlah maskapai penerbangan menerapkan kebijakan bagasi berbayar. Hal itu dinilai sebagai upaya untuk menutupi biaya operasi yang melangit. Meski beberapa maskapai menunda, ada pula maskapai yang tetap memberlakukan kebijakan tersebut,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper