Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) menunda rencana boikot pengangkutan barang menggunakan maskapai penerbangan karena tarif kargo tinggi, setelah aspirasinya diterima oleh pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Sebelumnya, beredar pemberitahuan mengenai rencana Asperindo memboikot tidak menggunakan pengiriman kargo via udara. Pengumuman tersebut berbunyi, "Anggota Asperindo sepakat untuk menghentikan pengiriman kargo via udara untuk sementara waktu, yaitu pada tanggal 7 sampai dengan 9 Februari 2019. Hal ini adalah dampak dari tingginya tarif SMU (Surat Muatan Udara) yang diberlakukan maskapai penerbangan."
Ketua Umum Asperindo Mohamad Feriadi membenarkan adanya rencana tersebut. Dia menegaskan bahwa Asperindo dalam hal ini harus membantu anggotanya bertahan dengan mencari alternatif moda transportasi lain.
"Asperindo sedang mengupayakan untuk melakukan charter flight bahkan memiliki operator sendiri, dengan harapan ini nanti bisa diutilisasi dengan anggota kami. Nanti kita akan lihat ya bahwa dengan menggunakan charter flight mudah-mudahan harganya jauh lebih bisa diterima oleh anggota Asperindo," jelasnya, Rabu (6/2/2019).
Dia menegaskan pihaknya sudah sejak November 2018 mendorong perusahan anggota yang selama ini banyak melakukan pengiriman via udara mengalihkan menggunakan jalur darat.
Selain itu, dia juga merekomendasikan kepada perusahaan anggota yang selama ini mengirimkan barang melalui udara untuk melakukan penyesuaian tarif.
Feriadi enggan membahas lebih lanjut mengenai rencana boikot pengiriman melalui kargo udara tersebut. Dia sudah bertemu dengan perwakilan pemerintah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan keluhannya tersebut dan meminta untuk bertemu langsung dengan Presiden.
Untuk bisa bertemu langsung dengan pak presiden, saya pikir kita tunggu dululah itu [rencana boikot]. Kita coba beberapa jalur untuk bisa bertemu dengan Pak Presiden, nah kemarin melalui jalur ini [bertemu dengan Menko Perekonomian] akan dipertemukan kita," jelasnya.
Dia berharap pemerintah dapat memfasilitasi dan memediasi pertemuan dengan pihak maskapai penerbangan. Supaya dalam diskusi ada kesepakatan yang saling menguntungkan antara maskapai dan jasa kurir sebagai pengguna jasa kargo.
Belum ada pertemuan dengan maskapai, kebetulan saya juga mendapatkan informasinya kenaikkan ini tidak dijelaskan latar belakangnya karena apa [oleh maskapai]," katanya.