Bisnis.com, DENPASAR—Produk kerajinan dari bahan limbah akar kayu jati dari Situbondo, Jawa Timur berhasil emnembus pasar ekspor terutama Prancis dan Jepang.
Penanggung Jawab Galeri Putera Nusantara Wahyu Kusumo Hadi mengatakan kerajinan yang memanfaatkan akar kayu jati (tectona grandis) ini merupakan usaha kreatif yang mengembangkan produk asli dan menerima pesanan sesuai kebutuhan konsumen.
“Kami membidik pasar ekspor di antaranya melalui pameran dan sejak tiga tahun lalu mendapatkan permintaan rutin dari pembeli kami di Prancis dan Jepang,” katanya di ajang Indobuildtech Expo, Kamis (31/1/2019).
Menurut Wahyu peminat lokal juga cukup tinggi terhadap kerajinan limbah jati produksi CV Kusuma Jaya Abadi yang mengusung produk unik, bahan alami, dan harga bersahabat.
Dalam pameran Indobuildtech tahun lalu misalnya, Wahyu mendapatkan banyak pesanan dari sejumlah vila, resor, hotel, dan restoran yang kemudian menjadi promosi efektif bagi roduknya.
Kata dia kini banyak reseller dari Bali yang kemudian mengambil produk atau pesan desain khusus langsung ke Situbondo.
Ia berharap keikutsertaan dalam pameran Indobuildtech yang ketiga ini mampu memperluas pasar baik lokal maupun pembeli yang datang dari mancanegara.
Terkait pasokan bahan baku akar jati, Wahyu mendapatkan secara legal dari tempat pemotongan kayu (TPK) milik Perhutani di Bajulmati, Banyuwangi dan Situbondo.
“Kami mendapatkan akar yang tak termanfaatkan dari jati yang sudah lama ditebang dan akan ditanam bibit yang baru,” katanya.
Limbah akar jati ini dibuat dengan tangan (hand made) mengguankan alat gerinda dan bubut menjadi piring, mangkok, sendok, garpu, tempat salad, talenan, asbak, tatakan gelas, roll pan, dan berbagai peralatan dapur serta pernik keperluan rumah.
Wahyu mengatakan setiap bulan memerlukan 6-8 meter kubik akar jati untuk memproduksi sekitar 9.000 buah yang terdiri 120 jenis kerajinan.
Galeri Putera Nusantara bersama sejumlah UKM mendapat dukungan dari Pemprov Jawa Timur mengikuti Indobuildtech Expo di Prime Plaza Hotel Sanur, Denpasar 30 Januari hingga 3 Februari 2019.