Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Asing Tetap Waspada di Tahun Politik

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang asing kian ekspansif di Indonesia. Kendati demikian, masuknya tahun politik juga menjadi pertimbangan bagi pengembang asing untuk menelurkan proyek-proyek selanjutnya tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang asing kian ekspansif di Indonesia. Kendati demikian, masuknya tahun politik juga menjadi pertimbangan bagi pengembang asing untuk menelurkan proyek-proyek selanjutnya tahun ini.

Direktur sekaligus Kepala Bidang Riset dan Konsultan Savills Anton Sitorus mengatakan bahwa para pengembang properti asing sedikit berhati-hati untuk meluncurkan produknya tahun ini. Hal ini lantaran pengembang asing juga bekerja sama dengan pengembang lokal untuk menentukan waktu yang tepat dalam meluncurkan produk.

“Pada pengembang asing sekarang bersikap cautious. Bukan seperti wait and see ya, mereka tahu akan ada pemilu atau tahun politik itu mempengaruhi, tapi kan bukan terus jadi mereka menghentikan niat mereka, mereka terus mempelajari situasi, jadi tinggal nanti kapan waktunya lepas [rilis produk],” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (29/1/2019)

Sembari menunggu waktu yang tepat untuk meluncurkan produk, para pengembang asing terus melakukan kajian bersama pengembang lokal untuk menentukan lokasi, harga, wilayah dengan peminat tinggi, dan waktu yang tepat, misalnya setelah pemilu, atau beberapa bulan setelah pemilu.

“Kalau kami lihat, mereka [pengembang asing] tetap memantau melihat peluang yang ada, kita kan belakangan ini juga melihat ada sebagian investor asing yang cukup aktif melihat peluang di pasar, datang kesini ketemu pengembang lokal. Belakangan seperti perusahaan Jepang itu ramai,” lanjutnya.

Menurut Anton, pengembang asing, yang masih didominasi oleh Asia seperti Jepang, masih melihat pasar Indonesia bertumbuh baik.

Adapun, mayoritas pengembang asing makinn tertarik pada pembangunan residensial tahun ini, seperti apartemen atau landed.

“Sekarang pengembang asing juga lebih cenderung tertarik pada pembangunan properti residensal, apartemen, atau ke urban residential development, karena sektor yang peluangnya masih lebih besar di pasar sekarang ini kan hunian,” imbuhnya.

Namun, bukan berarti pengembang asing tidak tertarik untuk membangun properti lain seperti perkantoran dan ritel. Hanya saja, pertumbuhannya di perkirakan lebih rendah dibandingkan dengan sektor perumahan.

“Minat pada perumahan juga karena asing melihat di Indonesia permintaan masih banyak, pemerintah masih punya banyak backlog itu tinggi sekali,” kata Anton.

Untuk sektor ritel, ujar Anton, kini kurang dilirik oleh pengembang asing karena secara regional di Asia Pasifik memang sedang lesu. Pengembang asing akan lebih memilik pasar yang lebih kuat untuk jangka panjang.

Kemudian, pengembang asing selain dari Jepang ada pula dari China dan Korea. Untuk China, menurut Anton tidak seagresif 2015. Hal itu, imbuh Anton, disebabkan oleh kondisi China yang sedang banyak menghadapi tantangan global sehingga terhambat  untuk ekspansi.

Sementara itu, untuk dari segi peminatan, kata Anton, pangsa pasar pengembang lokal masih lebih besar dibandingkan dengan asing, melihat di Indonesia, pengembang lokal juga masih lebih menguasai dari segi jumlah dan kemudahan perizinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper