Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia atau INACA (Indonesia National Air Carrier Association) menilai harga tiket penerbangan bisa semakin rendah apabila harga bahan bakar bisa diturunkan.
Ketua Umum INACA I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan komponen avtur memiliki porsi antara 30%-40% dari struktur biaya operasional maskapai. Sisanya, terdapat biaya sewa pesawat dengan porsi 20%, tarif kebandarudaraan 10%, dan perawatan pesawat.
"Kalau [harga avtur] Pertamina [Aviation] turun, kami bisa review [harga tiket] untuk turun. Namun, kami mengerti tidak bisa memaksa mereka untuk menurunkan harga," kata pria yang akrab disapa Ari Askhara, Selasa (15/1/2019).
Dia mengaku sebelumnya sudah beberapa kali melakukan pembicaraan dengan salah satu pemasok bahan bakar pesawat tersebut. Akan tetapi, Pertamina selalu mengklaim harganya masih lebih kompetitif dibandingkan dengan pemasok lain seperti Shell atau Air BP.
Pihaknya mengakui harga avtur Pertamina yang diberikan kepada maskapai nasional sedikit lebih murah dibandingkan dengan pemasok lain dengan selisih hingga 2%. Alasan tersebut yang mendasari para maskapai nasional memilih untuk membeli avtur dari Pertamina.
Adapun, dari harga tersebut ternyata terdapat perbedaan antara yang dijual di internasional dengan domestik. Fakta tersebut didapatkan dari bukti tagihan Pertamina yang dikumpulkan oleh INACA.
Ari mengungkapkan harga avtur yang diterapkan kepada maskapai nasional di bandara domestik memiliki selisih bervariasi antara 10%--16% dibandingkan di bandara internasional negara lain.
"Kami meminta Pertamina bisa menurunkan harga hingga 10%. Kalau masyarakat minta maskapai menurunkan harga, tetapi harga komponen biayanya tidak turun, maka maskapainya yang rontok," ujarnya.
