Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi KEK Tanjung Lesung Kian Menjanjikan Pasca-Tsunami

Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung diprediksi makin gencar pasca-tsunami karena banyak investor yang berminat untuk segera membangun kembali kawasan pariwisata tersebut.
Kawasan ekonomi khusus Tanjung Lesung. / Bisnis
Kawasan ekonomi khusus Tanjung Lesung. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung diprediksi makin gencar pasca-tsunami karena banyak investor yang berminat untuk segera membangun kembali kawasan pariwisata tersebut.

Tsunami Selat Sunda yang melanda Kabupaten Pandeglang pada Sabtu (22/12) lalu membawa kerugian besar bagi PT Kawasan Industri Jababeka Tbk yang diperkirakan mencapai Rp150 miliar. Kendati demikian pihak Jababeka Group optimistis investasi pada kawasan pariwisata tersebut makin gencar tahun ini.

CEO Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono menuturkan bahwa dengan adanya bencana tersebut, jelas menimbulkan tanya di kalangan investor terkait dengan tindakan yang akan diambil pemerintah untuk melakukan perbaikan dan mengatasi kondisi tersebut.

“Saya bilang betul, pemerintah sudah mulai melakukan perbaikan sehingga mereka [investor] semakin yakin. Investasi di Selat Sunda ini akan semakin baik karena dengan adanya bencana karena kita semua ingin bergerak untuk memperbaiki infrastruktur,” paparnya, dalam acara doa bersama untuk musibah tsunami Selat Sunda dan Pesisir Banten, di Jakarta (2/1).

Darmono menyebut banyak investor yang datang dari Jepang, China, Taiwan, Korea, Australia, dan Timur Tengah karena kondisi Indonesia makin menarik melihat jumlah wisatawan dari domestik maupun asing yang jumlahnya makin meningkat.

“Jadi sebetulnya pariwisata memang ujung tombak pembangunan kita, yang nanti dampaknya banyak sekali pada industri manufaktur. Dengan ada masalah ini, kita semua jadi lebih siap,” tambahnya.

Bencana tersebut, menurut Darmono juga semakin mempertegas pentingnya KEK. Menurutnya, KEK bisa menjadi shelter, tempat percontohan, pusat pendidikan dan tempat yang lebih aman karena ukurannya yang lebih kecil.

Adapun, Jababeka Group juga menargetkan untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu merelokasi korban becana tsunami Selat Sunda tersebut dengan kontrbusi menyediakan lahan di Tanjung Lesung dan membuat bangunan high rise building seperti rumah susun untuk menjadi rumah tinggal.

Selanjutnya, sebagai upaya mitigasi bencana, Darmono menjelaskan akan mengevaluasi tata ruang bangunan di KEK Tanjung Lesung, meminta pemerintah membangun tanggul dan membuat warning system. Sementara dari pihak Jababeka sendiri akan membangun shelter dan membuat hotal dengan kamar berkonsep kontainer.

“Kemudian, kami juga akan melakukan training pada karyawan-karyawan hotel kita bagaimana kalau tamu datang itu harus diajari dulu standar operasional prosedur [SOP]-nya kalau ada bencana. Semoga ini bisa jalan terus tidak cuma rajin dan disiplin sebentar tapi kemudian 3-4 tahun lagi sudah lupa lagi,” lanjut Darmono.

Terkait dengan pembangunan tanggul, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto mengatakan bahwa usulan Jababeka untuk pembangunan tanggul tersebut cukup baik. Untuk merealisasikannya, masih perlu evaluasi urgensi dan perlu dicari sumber pembiayaannya.

“Kalau terkait KEK, sekarang kami sedang fokus penyiapan mitigasi bencana melalui standarisasi pembangunan KEK, supaya bisa digunakan oleh KEK lainnya,” ungkap Enoh kepada Bisnis, Rabu (2/1).

Sedangkan pembahasannya secara terperinci baru akan dilaksanakan pekan depan. Enoh menegaskan bahwa pembuatan standar mitigasi itu membutuhkan waktu dan melibatkan berbagai pihak seperti para pakar, akademisi, praktisi serta kementerian terkait.

Selanjutnya, adanya bencana ini juga dinilai Darmono telah membuka kesempatan untuk melakukan pembangunan di daerah perbukitan yang juga dapat difungsikan sebagai shelter.

Terkait dengan evaluasi tata ruang, sejumlah bangunan semi permanen di Tanjung Lesung sempat dianggap menyalahi undang-undang tata ruang karena jaraknya yang hanya beberapa meter dari bibir pantai.

Namun, menurut Darmono, bangunan hotel dan villa di kawasan Tanjung Lesung tersebut sudah sesuai aturan dengan jarak 100 meter dari garis sepadan pantai ketika dibangun.

“Karena terjadi erosi dan abrasi jadi jaraknya mendekat, maka itu harus dibangun tanggul. Bangunan semi permanen, seperti kios-kios itu kan harus dekat dengan pantai, tidak bisa jauh-jauh. Bisa tapi ya harus siap jalan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper