Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC terus mendorong para pemangku kepentingan beradaptasi memanfaatkan semua platform layanan berbasis digital yang telah disiapkan. Adaptasi itu dibutuhkan agar digitalisasi pelabuhan bisa dilakukan secara total.
Hal itu disampaikan Direktur Komersial Pelindo II Saptono R. Irianto di hadapan para pemangku kepentingan kepelabuhanan saat membuka acara Malam Apresiasi Nakhoda Last Call 2018 & First Call 2019.
“Kita harus berkolaborasi agar tercipta sistem logistik nasional yang semakin efisien dan berdaya saing tinggi,” kata Saptono R. Irianto melalui siaran pers, Selasa (1/1/2019) malam.
Dia mengatakan, memasuki tahun 2019, komitmen Pelindo II melakukan transformasi mewujudkan pelabuhan kelas dunia semakin kuat.
Tahun ini, IPC memasuki tahap sustainable superior performance, IPC memiliki target yang berfokus pada tiga hal yakni strategi pertumbuhan, konektivitas nasional, dan ekspansi global.
“Terkait dengan strategi pertumbuhan itu, kami berharap IPC dan para pemangku kepentingan (stakeholder) bisa tumbuh bersama mencapai hasil yang optimal. Kita harus tumbuh dan menjadi bangsa yang memiliki daya saing tinggi di kancah global,” ujar Saptono.
Baca Juga
Acara ‘Malam Apresiasi Nahkoda Last Call 2018 & First Call 2019’ diadakan IPC Cabang Tanjung Priok. Kegiatan yang menandai pergantian tahun 2018 dan 2019 tersebut diisi dengan melepas kapal terakhir tahun 2018 dan menyambut kapal pertama 2019 yang bersandar di Tanjung Priok.
Kapal Uni-Angel yang dinakhodai Kapten Amazona Celso (berbendera Panama) tercatat sebagai kapal terakhir 2018 yang dilepas dari Tanjung Priok.
Adapun kapal pertama yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok pada 2019 adalah kapal Kanchana Naree yang dinakhodai Kapten Rachen Watthanaphaet.
Pelepasan kapal terakhir 2018 dan penyambutan kapal pertama 2019 di Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan oleh Direktur Operasi Pelindo II Prasetyadi.
Selain seremoni pelepasan dan penyambutan kapal pertama 2019, PT Pelabuhan Tanjung Priok juga menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk para korban dan keluarga korban yang terkena dampak bencana tsunami Selat Sunda. Bantuan diberikan dalam bentuk uang.