Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Ajak Thailand Naikkan Konsumsi Karet Domestik

Indonesia mengajak Thailand untuk meningkatkan konsumsi domestik produk karetnya, demi mengurangi tekanan pelemahan harga komoditas tersebut di pasar global.
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

JAKARTA—Indonesia mengajak Thailand untuk meningkatkan konsumsi domestik produk karetnya, demi mengurangi tekanan pelemahan harga komoditas tersebut di pasar global.

Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengatakan, dalam pertemuan  International Tripartite Rubber Council (ITRC) di Putrajaya, Malaysia pada 16 Desember negara anggota belum dapat menghasilkan keputusan yang bulat untuk mengerek harga karet global.

Untuk itu, menurutnya, para pengusaha dan pemerintah Indonesia berinisiatif untuk mengajak Thailand ikut serta meningkatkan konsumsi domestiknya demi mengurangi kelebihan pasokan karet global.

“Kenapa Thailand, karena mereka adalah negara produsen karet terbesar di ITRC saat ini. Mereka juga belum memiliki inisiatif seperti kita untuk menyerap produksi karetnya untuk kebutuhan domestik,” ujarnya, Rabu (26/12).

Menurutnya, Pemerintah Thailand telah menyetujui skema tersebut dan tengah menyiapkan rencana untuk melakukan penyerapan besar-besaran produksi karetnya. Dia melanjutkan, ajakan diarahkan ke Thailand lantaran kondisi perkebunan dan industri karet Malaysia selama ini terbilang  aman. Pasalnya, Malaysia memiliki spesifikasi produksi karet jenis lateks yang permintaannya dan harga di pasar globalnya relatif stabil.

Adapun ITRC terdiri oleh tiga negara produsen karet besar dunia yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia. Berdasarkan data Asosiasi Negara-Negara Produsen Karet Alam (Association of Natural Rubber Producing Countries/ ANRPC), sepanjang tahun ini produksi karet Thailand mencapai 4,82 juta ton, sementara Indonesia sebanyak 3,77 juta ton dan di Malaysia 600.000 ton.

Azis mengatakan, langkah perkuatan konsumsi domestik tersebut diambil lantaran skema pengurangan volume ekspor karet negara anggota ITRC melalui kerangka Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) belum dapat diputuskan dalam pertemun di Putrajaya, Malaysia.

Menurutnya, ketiga negara belum sepakat bagaimana pola pengawasan dan besaran moratorium ekspor karet di masing-masing negara, yang rencananya akan diaplikasikan pada tahun depan.

Terlebih dalam pertemuan tersebut, lanjutnya, ketiga negara menyimpulkan isu kelebihan pasokan karet global, yang membuat harga komoditas tersebut tertekan disebabkan oleh ulah para spekulan.

“Maka dari itu kita lawan sentimen negatif itu dengan setimen positif lain yakni kabar bahwa dua negara produsen karet besar dunia [Thailadn dan Indonesia] siapkan skema penyerapan besar-besaran untuk konsumsi domestik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper