Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim mengkritik negara-negara maju yang keluar dari Paris Agreement atau Kesepakatan Paris terkait pengendalian emisi gas rumah kaca.
Emil menyatakan ada beberapa negara maju yang tak lagi memedulikan masalah perubahan iklim. Salah satu yang paling keras adalah Amerika Serikat. Negara yang dipimpin oleh Donald Trump ini keluar dari Paris Agreement atau Kesepakatan Paris. Adapu Kesepakatan Paris adalah adalah persetujuan dari United Nation Convention on Climate Change (UNFCCC) yang bertujuan mengawal reduksi emisi karbon dioksida efektif berlaku sejak 2020.
"Tahun 2018 Amerika [Serikat] keluar dari Paris Agreement. OPEC oil country Saudi Arabia menolak dikurangi minyak bumi. Brasil keluar dan ikut Amerika, padahal Brasil adalah pusat hutan tropis," kata Emil di Hotel Menara Peninsula, Rabu (19/12/2018).
Dia mengaku khawatir dengan dampak perubahan iklim yang semakin memanas karena bisa menaikkan permukaan air laut hingga terjadi rob. Kondisi ini jelas bisa menjadi ancaman bagi para penduduk di pesisir pantai. Apalagi ancaman itu hadir karena Indonesia merupakan negara kepulauan di Samudra Pasifik. Dia mencontohkan ada beberapa pulau di negara-negara Pasifik sudah tenggelam.
"Ancaman Indonesia karena perubahan iklim adalah banjir yang mengena penduduk di pantai. Jangka waktunya itu 2030, 12 tahun lagi nanti dan akan memburuk di 2045, 100 tahun Indonesia merdeka," ujar Emil.
Kesepakatan Paris adalah adalah persetujuan dalam kerangka UNFCCC (United Nation Convention on Climate Change) mengawal reduksi emisi karbon dioksida efektif berlaku sejak 2020.
AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump sudah beberapa kali menegaskan tidak berencana untuk terlibat dalam implementasi kesepakatan Paris yang diterbitkan pada 2015 tersebut.