Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pengolahan Kopra Dinilai Jadi Solusi Dongkrak Ekspor

Pengembangan industri olahan kopra mendesak dilakukan guna mengompensasi dampak penurunan ekspor akibat melembamnya harga serta permintaan global terhadap komoditas tersebut.
Proses pembuatan kopra/Antara
Proses pembuatan kopra/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pengembangan industri olahan kopra mendesak dilakukan guna mengompensasi dampak penurunan ekspor akibat melembamnya harga serta permintaan global terhadap komoditas tersebut.

Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Irawadi Jamaran mengatakan, tren pelemahan harga kopra global terus membayangi para petani kelapa di dalam negeri tahun ini. Sejalan dengan itu, nilai ekspor dan harga kopra di dalam negeri pun terus menurun.

Saat ini, harga kelapa berkisar antara Rp1.000/kg—Rp2.000/kg. Ketika diolah menjadi kopra, harga rata-ratanya hanya mencapai Rp3.500/kg. Harga tersebut terperosok dari level tertingginya pada tahun ini, yang sempat mencapai Rp10.000/kg pada awal tahun.

“Sekarang harga kopra jatuh cukup dalam, yang secara tidak langsung mengikuti harga minyak kelapa sawit. Kami berharap ada campur tangan pemerintah supaya harga komoditas ini tidak terus memburuk, karena menjadi salah satu sumber penghasilan bagi petani di Indonesia Timur,” katanya kepada Bisnis.com, Minggu (9/12/2018).

Dia melanjutkan, secara umum harga kopra global tergerus hingga 30%  sepanjang tahun berjalan. Salah satu penyebabnya adalah turunnya permintaan kopra dari Thailand dan India. Di sisi lain, terdapat kelebihan produksi kopra di Filipina.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor kopra dan produk turunannya sepanjang Januari—Oktober 2018  hanya mencapai US$320,92 juta, terkoreksi 14,27% secara tahunan. Sementara itu, berdasarkan data Bank Dunia, rerata harga kopra global pada November 2018 adalah US$623/ton, turun dari capaian Januari yang sempat menyentuh level US$942/ton.

Melihat kondisi itu, Irawadi mendesak agar optimalisasi konsumsi dalam negeri dapat didorong oleh pemerintah. Salah satunya dengan meningkatkan investasi di bidang industri pengolahan kopra.

Pasalnya, menurut dia, belum banyak industri besar yang bergerak di lini pengolahan kopra. Akibatnya, para petani dan produsen kopra memilih untuk langsung melempar hasil produksinya ke luar negeri.

Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia Amrizal Idroes mengatakan, ekspor kopra mengalami penurunan lantaran adanya kelesuan permintaan di sejumlah negara tujuan ekspor. “Untuk itu, upaya pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan jumlah pelaku industri pengolah kopra dalam negeri untuk jadi produk bernilai tambah,” jelasnya.

Dia juga berpendapat komoditas kopra saat ini belum menjadi sektor perkebunan yang memiliki integrasi mumpuni, mulai dari petani kelapa hingga produsen pengolah kopra. Kondisi itu salah satunya terjadi kawasan Indonesia Timur.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada data baku mengenai kapasitas produksi kelapa dan juga kopra nasional sehingga upaya pengendalian produksi sulit dilakukan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan mengatakan, saat ini pemerintah pusat berupaya mendorong pemerintah daerah yang menjadi sentra produksi kelapa dan kopra untuk membangun gudang penampungan. Gudang tersebut akan menjadi salah satu solusi guna mengurangi tekanan harga ketika masa panen dan menjaga penyerapan di tingkat petani.

“Kami juga berharap beberapa daerah sentra produksi berusaha menarik minat investor untuk membangun industri pengolahan kopra, seperti di Sulawesi Utara yang sekarang punya kawasan ekonomi khusus (KEK) Bitung,” jelasnya.

Menurutnya, dengan munculnya industri pengolahan kopra di dalam negeri, akan mereduksi tekanan dari harga komoditas tersebut secara global. Di sisi lain, Indonesia juga akan mendapatkan keuntungan tambahan lantaran memiliki produk ekspor bernilai tambah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper