Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Synthetic Rubber Indonesia Beroperasi, Begini Tanggapan Menperin

Beroperasinya pabrik karet sintetis di Cilegon dinilai dapat lengkapi ketersediaan bahan baku karet dalam negeri dan mendorong perkembangan industri karet.

Bisnis.com, JAKARTA – Beroperasinya pabrik karet sintetis di Cilegon dinilai dapat lengkapi ketersediaan bahan baku karet dalam negeri dan mendorong perkembangan industri karet.

Pabrik karet sintetis pertama di Indonesia, PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) diresmikan pada Kamis (29/11/2018). Pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten tersebut merupakan perusahaan gabungan hasil kerja sama Michelin dan PT Chandra Asri Petrochemical.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang hadir dalam acara peresmian tersebut, menjelaskan pabrik tersebut mampu memproduksi 120 ribu ton karet sintetis per tahun. Dalam periode pertama, akan mengekspor terlebih dahulu seluruh hasil produksinya.

Setelah SRI memasok kebutuhan dalam negeri, Airlangga optimistis kebutuhan karet sintetis dalam negeri akan mampu dipenuhi. Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kebutuhan karet sintetis dalam negeri saat ini mencapai 230 ribu ton, sedangkan kapasitas produksi di dalam negeri sebesar 75 ribu ton.

Tersedianya karet sintetis, menurut Airlangga, semakin melengkapi bahan baku di dalam negeriyang dapat digunakan untuk mengembangkan industri karet.

"Kita punya karet alam, karet sintetis, kemudian kita punya carbon black. Kemudian kita juga punya tire cord dan silica. Dengan demikian seluruh komponen ban akan naik," ujar Airlangga kepada Bisnis, Kamis (29/11/2018).

Bahan baku yang lengkap tersebut dinilai Airlangga dapat menjadi modal untuk mengembangkan industri karet. Karet sintetis sendiri dapat dimanfaatkan untuk industri otomotif, khususnya ban, karena 25% penggunaan karet sintetis ada pada industri otomotif.

Produksi karet sintetis pun dinilai Vice President Chandra Asri, Suhat Miyarso, dapat mendorong industri karet secara umum. Industri karet alami yang saat ini tengah lesu menurutnya dapat didorong oleh industri karet sintetis yang relatif stabil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper