Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian meyakini pasokan protein hewani berupa daging sapi, ayam, dan telur pada akhir tahun masih aman.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyebutkan, untuk daging sapi memang masih diperkirakan defisit jika hanya mengandalkan pasokan dari produksi lokal.
Namun, jika turut memperhitungkan sisa rekomendasi impor yang mencapai 30.679 ton setara daging, pasokan hingga akhir tahun dipastikan aman. “Kekurangan itu akan dipenuhi dengan impor sapi bakalan, kemudian impor daging [sapi] beku, daging kerbau dan jeroan,” kata Ketut dalam konferensi pers, Kamis (22/11/2018).
Sisa rekomendasi itu terdiri dari 18.217 ton yang berasal dari 91.543 ekor sapi bakalan dan 12.462 ton rekomendasi impor dalam bentuk daging sapi atau kerbau.
Untuk daging ayam ras dan telur, Ketut mengatakan bahwa sepanjang tahun ini prognosanya masih surplus hingga akhir tahun, yakni 466.445 ton untuk daging ayam dan 795.071 ton untuk telur.
Maka dari itu, Ketut menegaskan masyarakat tak perlu terlalu khawatir terkait dengan potensi kenaikan harga baik daging ayam maupun telur selama masih dalam koridor aturan harga acuan yang diterapkan Kementerian Perdagangan.
Harga telur yang saat ini mencapai kisaran Rp22.000 per kilogram, menurutnya, merupakan angka yang ideal baik bagi konsumen maupun peternak. Angka ini juga sesuai dengan Permendag 96/2018. Untuk itu, perlu dilakukan upaya agar harga telur bisa stabil berada di level tersebut.
“Sekarang ini sebenarnya pada posisi yang paling ideal. Nah ini, tidak terlepas dari pada supply-demand kita,” katanya.
Harga batas bawah pembelian telur ayam ras di peternak Rp18.000 harga batas atas pembelian di peternak Rp20.000, sedangkan harga acuan penjualan di konsumen Rp23.000/kg.
Adapun, harga batas bawah pembelian daging ayam ras di peternak Rp18.000 harga batas atas pembelian di peternak Rp20.000, sedangkan harga acuan penjualan di konsumen Rp34.000/kg.