Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menyampaikan bahwa stunting(kekurangan gizi yang kronis) berdampak pada kerugian ekonomi negara.
"Stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi negara sebesar 2%-3% dari Produk Domestik Bruto [PDB]," ujar Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek dalam arahannya saat akan membuka acara Simposium Nasional Sinergitas Multi Aktor Dalam Pencegahan Stunting dan Eliminasi TBC, di Manhattan Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2018).
World bank merilis PDB Indonesia pada 2017 adalah sebesar Rp13.000 triliun.
"Karena stunting, kerugian yang ditimbulkan diperkirakan sebesar Rp260-390 triliun," lanjutnya.
Selain itu, Nila juga menyampaikan bahwa masalah stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia atau anak bangsa.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 penanganan masalah stunting di Indonesia sudah mengalami perbaikan di mana prevalensi balita stunting turun menjadi 30,8% dari 37,2% pada 2013.
"Prevalensi stunting sudah mencapai target yang diharapkan pada RPJMN tahun 2019 yaitu 32% walaupun belum mencapai target yang ditetapkan oleh WHO sebesar 20%," papar Nila.
Nila mengatakan bahwa penurunan angka stunting tersebut karena adanya upaya penanggulangan gizi buruk.
"Dibuktikan dengan prevalensi gizi buruk turun menjadi 3,5% dari 5,3% pada 2013," kata Nila.