Bisnis.com, JAKARTA - Sistem interkoneksi logistik yang diiniasi Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) masih terganjal standardisasi kendati telah diluncurkan sejak Agustus lalu.
Ketua DPP Bidang Organisasi Asperindo, Trian Yuserma mengatakan sistem yang telah berganti nama menjadi Asperindo Logistics Interconnected Services dari yang sebelumnya Asperindo Logistics Integrated Solution itu dihadapi sejumlah tantangan terkait hal tersebut.
"Tantangan dalam implementasi ALIS adalah tentang standardisasi," kata Trian, Rabu (21/11/2018).
Trian mengatakan adanya perbedaan pengertian istilah dan bisnis model serta perbedaan proses dari anggota Asperindo menjadi tantangan tersendiri bagi implementasi ALIS.
Selain itu, tantangan lainnya adalah standardisasi dalam istilah three letter code nama-nama kota di Indonesia dan gap informasi lainnya yang terkait dengan pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM).
Trian mengatakan tujuan ALIS adalah untuk mendukung para anggota Asperindo yang belum mempunyai teknologi informasi dan komunikasi/ICT dalam sistem operasinya dan juga untuk mendukung terwujudnya kerja sama operasi (interkoneksi) antar anggota.
"Misalkan ada penyelenggara pos A tidak punya jaringan ke Banda Aceh, dia secara otomatis bisa kerja sama dengan anggota lain yang tergabung di ALIS yang punya jaringan di Provinsi Aceh (Banda Aceh)," katanya.
Kendati demikian, Trian mengatakan pihaknya akan terus mendorong standardisasi agar sistem ALIS terlaksana dengan baik caranya dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada anggota Asperindo.
"Serta melakukan diskusi atau sharing tentang pentingnya regulasi tentang standardisasi dengan pemerintah," kata Trian.