Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara American Airlines Group mengatakan bahwa maskapainya tidak mengetahui keberadaan fungsi anti-stall pada sensor Angle of Attack (AOA) Boeing seri 737 Max hingga minggu lalu ketika mereka menerima panduan terbaru dari Boeing.
"Kami menghargai kerja sama dengan Boeing, tapi kami tidak menyadari sejumlah fitur di Sistem Tambahan Pengenalan Manuver (MCAS) yang dipasang di MAX 8," kata juru bicara maskapai American Airlines Group Inc, seperti dilansir Reuters, Kamis (15/11/2018).
Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) menerbitkan panduan terbaru untuk sistem 737 MAX pada Selasa (6/11/2018) setelah pesawat Lion Air JT-610 jatuh di Laut Jawa pada Senin (29/10/2018) dan menewaskan 189 penumpang di dalamnya.
Penerbitan panduan terbaru itu memunculkan tudingan bahwa Boeing telah alpa dalam menyampaikan informasi terkait sistem terbaru dalam sensor AOA seri 737 MAX, termasuk pada 737 MAX 8 yang digunakan Lion Air pada penerbangan JT-610.
FAA mengimbau maskapai bahwa input pada sistem dapat memicu hidung pesawat menukik ke bawah bahkan ketika autopilot dimatikan, sehingga pilot sulit untuk mengontrolnya. Boeing menyebut fitur ini disediakan untuk mencegah pesawat dari kondisi stall yang muncul apabila hidung pesawat terlalu tinggi (AOA terlalu besar).
Penerbitan buletin itu yang kemudian memunculkan tudingan bahwa Boeing telah merahasiakan informasi penting terkait anomali sistem pada model teranyarnya, seperti 737 Max 8 dan 9.
Hasil investigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada Senin (12/11/2018) menyatakan situasi yang dihadapi oleh awak JT-610 tidak terdapat pada panduan pesawat. Federasi pilot Amerika Serikat juga menyampaikan hal serupa, mereka tidak mengetahui risiko yang muncul dari keberadaan sistem terbaru Boeing 737 MAX.
Menanggapi investigasi tersebut, Boeing menyebut pihaknya dan FAA terus melakukan evaluasi untuk perubahan perangkat lunak dan desain menyusul kecelakaan yang terjadi pada Lion Air.
Sementara itu, American Airlines melalui juru bicaranya mengatakan maskapainya akan terus menlanjutkan kerja sama dengan Boeing dan FAA dan memastikan seluruh pilotnya memperoleh pembaruan informasi terkait pengoperasian 737 MAX 8.
"Kami harus memastikan pilot kami benar-benar terlatih terkait prosedur terkait dan memahami sistem kunci dari pesawat yang mereka terbangkan," kata juru bicara American Airlines.
Seorang juru bicara Boeing mengatakan perusahaan itu tidak dapat membahas secara spesifik investigasi yang sedang berlangsung , tetapi akan menginformasikan dua pembaruan bagi maskapai di seluruh dunia mengenai prosedur yang berkaitan dengan situasi MCAS.
"Kami yakin dengan sistem keselamatan di 737 MAX," katanya. "Keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami dan merupakan nilai utama bagi semua pihak di Boeing."
Anomali pada sistem 737 MAX yang diduga menjadi penyebab kecelakaan Lion Air JT-610 juga membuat keluarga korban melayangkan gugatan ke Boeing. Irianto, ayah mendiang Rio Nanda Pratama, salah satu penumpang yang menjadi korban, menggugat produsen pesawat terbang asal Negeri Paman Sam itu, Rabu (14/11/2018). Gugatan diajukan di Chicago karena itu adalah kota yang menjadi markas Boeing.