Bisnis.com, JAKARTA -- Peluncuran 'Indonesian Pangasius' alias patin Indonesia di Dubai membuat pengusaha Indonesia mengantongi potensi transaksi melampaui US$10 juta atau sekitar Rp150 miliar.
Dalam ajang pameran SEAFEX yang digelar 29 Oktober-2 November itu, branding baru patin Indonesia itu disambut baik oleh para eksportir dari Timur Tengah dan Asia.
"Lebih dari 45 pembeli yang berpeluang tinggi telah terdaftar dalam pertemuan dan transaksi bisnis yang mayoritas adalah dari Uni Emirat Arab," demikian isi siaran pers Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI), Sabtu (3/11/2018).
Dari hasil diskusi dengan buyer, APCI mendapati sebagian besar dari mereka sedang mencari alternatif suplai pangasius ke pasar, terutama negara-negara yang sedang mengalami permasalahan dengan pangasius dari Vietnam.
Tawaran pangasius Indonesia merupakan angin segar bagi para pembeli.
Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Machmud mengaku perolehan prospek order bagi Indonesian Pangasius. "Saya sudah menyatakan kegembiraannya atas tanggapan positif peserta pameran terhadap pangasius Indonesia.
"Bahwa ternyata disambut seperti ini merupakan pencapaian yang betul-betul melebihi harapan," ujarnya.
Selain fillet dan cut-portion pangasius, minat tinggi peserta pameran tertuju pada snack kulit ikan pangasius yang dibungkus dalam telur asin. Anggota APCI, Samiono, mengatakan produk bernilai tambah ini sedang mencuri perhatian konsumen.
Menurut dia, tugas APCI berikutnya adalah mengonversi minat yang tinggi terhadap patin Indonesia ini menjadi kontrak bisnis untuk kemudian mengirimkan kontainer pertama ke negara yang dituju. Persiapan untuk ikut dalam ekshibisi berikutnya, yakni Gulfood di Dubai pada Februari 2019, juga menjadi prioritas.
Baca Juga
Industri pangasius Indonesia tumbuh pesat dalam 10 tahun, terlihat dari produksi ikan yang meningkat dari 33.000 ton pada 2006 menjadi 437.000 ton pada 2016. Ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen ikan pangasius terbesar di dunia.
Selama ini, industri ikan pangasius Indonesia lebih banyak bermain di pasar dalam negeri, di mana pangasius fillet menduduki posisi sebagai ikan yang paling populer di pasar domestik yang saat ini telah mencapai 50% dari keseluruhan konsumsi ikan fillet dalam negeri.