Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Ajak Semua Negara Tangani Bersama Sampah di Laut

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengajak semua negara untuk menjadikan masalah sampah pesisir atau marine debris sebagai persoalan bersama dan segera melakukan aksi nyata untuk mengatasinya.
Penyelam mengumpulkan botol-botol bekas di dasar laut saat melakukan aksi bersih sampah bawah laut dalam rangka menyambut peringatan Hari Bumi, di Kupang, NTT, Jumat (21/4)./Antara-Kornelis Kaha
Penyelam mengumpulkan botol-botol bekas di dasar laut saat melakukan aksi bersih sampah bawah laut dalam rangka menyambut peringatan Hari Bumi, di Kupang, NTT, Jumat (21/4)./Antara-Kornelis Kaha

Bisnis.com, NUSA DUA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengajak semua negara untuk menjadikan masalah sampah pesisir atau marine debris sebagai persoalan bersama dan segera melakukan aksi nyata untuk mengatasinya.

Menurutnya, jika semua negara saling bekerja sama maka sampah di laut akan bisa dikurangi setidaknya lima tahun dari sekarang.

"Di Nusa Penida banyak sampah, tidak dari Indonesia tapi dilihat dari contoh plastik justru dari luar. Sehingga ini merupakan masalah global," kata Luhut dalam diskusi bertajuk "Tackling Marine Plastic Polution" dalam rangkaian Our Ocean Conference (OOC) 2018, Selasa (30/10/2018).

Selama satu tahun ini, Indonesia disebut terus mengupayakan untuk mengurangi marine debris. Sebanyak enam sektor dilibatkan yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), industri, Non-Governmental Organization (NGO), komunitas lokal, akademisi, dan pihak potensial lainnya.

Kesadaran masyarakat dinilai menjadi hal paling penting untuk mengurangi sampah pesisir. Selain itu, Indonesia juga melakukan pendanaan, pengawasan, hingga penerapan aturan hukum.

Luhut menegaskan pihak-pihak terkait mesti berbicara langsung dengan masyarakat untuk menyosialisasikan dan memberikan edukasi atas hal ini.

Indonesia pun telah berkomitmen untuk mengurangi 70% marine debris pada 2025. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggunakan plastik sebagai bahan pengaspalan jalan.

Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan plastik sebagai waste to energy yakni bahan baku untuk menghasilkan listrik. Proyek waste to energy ini sedang diupayakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Bali yang memiliki luas 10 hektare (ha).

"Ini penting untuk anak dan cucu kita. Jangan berhenti hanya pada pembicaran high level, kita harus lakukan segera," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper