Bisnis.com, NUSA DUA — Ruas tol yang ditawarkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. kepada investor selama gelaran Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, mencuri perhatian para investor.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, terdapat 15 ruas yang ditawarkan emiten berkode saham WSKT tersebut. Nama-nama ruas tersebut terpampang di Indonesia Pavilion selama penyelenggaran Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018.
Secara detail, ruas tersebut yakni Jawa Tengah—Jawa Timur, Solo—Ngawi, Ngawi—Kertosono, Semarang—Batang, Jawa Timur, Bekasi Cawang—Kampung Melayu, Kayu Agung—Palembang—Tebing Tinggi, Medan—Kuala Namu—Tebing Tinggi, Cimanggis—Cibitung, Ciawi—Sukabumi, Depok—Antasari, Cileunyi—Sumedang—Dawuan, Cibitung—Cilincing, dan Balikpapan—Penajam.
Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra menjelaskan bahwa perseroan memang ingin melakukan divestasi. Strategi tersebut khususnya untuk ruas tol yang memang merupakan investasi perseroan.
Putra mengungkapkan telah melakukan pertemuan dengan sejumlah investor selama Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018. Hal tersebut untuk melakukan penjajakan investasi di ruas tol yang ditawarkan perseroan
“Ada pertemuan dengan beberapa investor,” ujarnya kepada Bisnis di sela-sela Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, baru-baru ini.
Baca Juga
Dia mengklaim ruas Trans-Jawa paling diminati para calon investor. Pasalnya, jalan tersebut berada di wilayah paling padat di Indonesia.
Putra mengatakan perseroan memang belum meneken kesepakatan dengan investor. Saat ini masih dilakukan tindak lanjut terkait dokumen-dokumen yang diperlukan oleh para calon investor. “Karena barangnya besar mereka masih teliti dokumen dan data-datanya. Kami akan berusaha menyediakan sevalid mungkin,” jelasnya.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, WSKT melalui anak usaha, PT Waskita Toll Road, membidik dana segar Rp3 triliun lewat divestasi dua ruas tol. Entitas anak tersebut tengah memroses divestasi saham di ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu dan Kayu Agung-Palembang-Betung yang ditargetkan rampung pada 2018.
Dalam divestasi tersebut, sambungnya, investor diberi kesempatan untuk menjadi pemegang saham mayoritas. Dengan demikian, para pemilik dana segar berpeluang memiliki lebih dari 60% saham di dua ruas tersebut.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ahmad Bambang sebelumnya mengatakan penjualan ruas tol yang dilakukan WSKT dilakukan agar dapat berinvestasi di ruas lain. Selain itu, apabila dana masuk akan memberikan alternatif sumber pendanaan di luar penerbitan obligasi.