Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi berharap semua kawasan wisata di Indonesia bisa menyediakan tempat istirahat bagi sopir bus pariwisata.
Hal itu disampaikan Budi Setiyadi saat meninjau lokasi tempat istirahat pengemudi bus di salah satu kantong parkir di Ancol bersama dengan Direktur Pembinaan Keselamatan Risal Wasal dan Direktur Angkutan dan Multimoda Ahmad Yani pada Senin (15/10/2018).
Budi Setiyadi mengatakan harapan itu seiring imbauan yang telah dilakulan sejak dulu agar mendorong pariwisata yang berkeselamatan.
"Kita ingin membangun iklim pariwisata yang lebih berkeselamatan lagi dan semua itu butuh kerja sama. Saya juga perlu dukungan dari pariwisata minimal seperti Ancol ini yang menyiapkan sarana istirahat bagi pengemudi,” ujar Dirjen Budi dalam siaran pers, Senin (15/10/2018).
Saat meninjau lokasi, Dirjen Budi menemukan beberapa pengemudi sedang tertidur lelap di ruangan yang mampu memuat 26 orang tersebut. Dengan fasilitas kasur dan kipas angin, pengemudi dapat beristirahat sejenak tatkala menunggu penumpangnya berwisata.
Dalam tinjauan ini Dirjen Budi juga sekaligus memberikan pengarahan dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Keselamatan Angkutan Pariwisata Tahun 2018.
“Saya sekaligus memberikan pembekalan pada semua stakeholder yang ada di bidang pariwisata mulai dari operator bus, pengelola tempat wisata, dan juga biro perjalanan,” jelas Dirjen Budi.
Dengan adanya tempat istirahat ini, Dirjen Budi ingin menyampaikan pesan bahwa hal ini merupakan penghargaan yang baik bagi para pengemudi bus khususnya angkutan pariwisata.
Oleh karenanya diharapkan jika seluruh tempat wisata telah menyediakan tempat istirahat agar kondisi sopir kembali bugar selepas beristirahat.
“Ini adalah investasi karena para pengemudi ini akan menyelamatkan beberapa nyawa penumpang dan dapat kembali ke tempat asal dengan selamat,” kata Dirjen Budi.
“Saya juga menyampaikan apresiasi bagi Ancol karena sudah menyiapkan tempat istirahat yang nyaman dan representatif. Ada mushola, ada lokernya juga, serta ada car call nya sehingga tidak usah khawatir. Jadi tidak usah tidur di kolong-kolong mobil lagi,” tambah Dirjen Budi.
Ketua Perkumpulan Transport Pariwisata Indonesia, Yohannes, mengatakan bahwa pihaknya juga mendukung program ini. Dari perkumpulan yang diketuainya tersebut beranggotakan 35 perusahaan otomotif (PO) yang terdiri dari 900 kendaraan.
"Seperti kata Pak Dirjen kami juga sedang melakukan beberapa hal seperti pendidikan bagi supir bus pariwisata. Kami masih banyak kekurangan, setelah pertemuan semacam ini kami bisa perbaiki lagi,” kata Yohanes saat dijumpai pada kesempatan yang sama.
Yohanes mengungkapkan bahwa idealnya tiap perjalanan haruslah memiliki asisten dan juga pengemudi cadangan, terlabih jika perjalanan malam pihaknya tidak pernah mengizinkan jika hanya membawa seorang pengemudi dengan pertimbangan keselamatan.