Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah menyusun detail engineering design untuk pembangunan terowongan sepanjang 8,95 kilometer bagian dari ruas Padang—Pekanbaru yang pendanaannya akan menggunakan pinjaman Jepang. Biaya pembangunan tersebut diperkirakan Rp6,30 triliun.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sugiyartanto mengatakan bahwa kementerian telah mengusulkan pinjaman pembangunan tersebut dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri (DRPPLN) 2018 sembari menyusun desain trase terowongan yang akan menembus pegunungan Bukit Barisan tersebut.
Berdasarkan data DRPPLN/green book yang diterima Bisnis, pinjaman yang diusulkan kepada Japan International Cooperation Agency (JICA) tersebut nilainya mencapai USS420 juta atau sekitar Rp6,30 triliun.
"Sudah masuk green book dan saat ini dalam proses ketersediaan DED [detail engineering design] karena terowongan ini akan menembus Bukit Barisan dan melewati hutan nasional sehingga kami mencari trase terbaik yang tidak merusak lingkungan," kata Sugiyartanto kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, nilai pinjaman yang diajukan tersebut lebih rendah dari perkiraan kebutuhan awal pembangunan terowongan yang diestimasi mencapai Rp9 triliun.
Sugiyartanto mengatakan bahwa nilai tersebut merupakan perhitungan awal yang dibutuhkan dan pelaksanaannya nanti tergantung pada lelang kontraktor nantinya.
Baca Juga
Dirjen menuturkan bahwa pembangunan terowongan rencananya berada di wilayah Payakumbuh di Provinsi Sumbar menuju Pangkalan di Provinsi Riau atau belum pada bagian ruas Padang—Pekanbaru sepanjang 254,80 kilometer yang pengerjaannya telah dimulai yakni Padang—Sicincin.
Perkiraan keseluruhan nilai investasi untuk seluruh ruas Padang—Pekanbaru mencapai Rp80,41 triliun. Keseluruhan ruas ditargetkan dapat beroperasi penuh pada 2025.