Bisnis.com, JAKARTA - Penerimaan pemerintah tumbuh baik sepanjang Agustus 2018, hal ini dinilai sebagai buah dari reformasi perpajakan dan insentif pajak. Tren perbaikan penerimaan tersebut diharapkan berlanjut pada tahun depan.
Direktur Penelitian Core Indonesia Piter Abdullah menilai APBN 2018 sampai sejauh ini memang menunjukkan perbaikan secara berkelanjutan.
"Terutama dilihat dari indikator menurunnya defisit [dengan outlook 2,12%] dan primary balance yang semakin baik, bahkan surplus. APBN yang sehat ini terutama disebabkan penerimaan yang sesuai target baik dari penerimaan pajak maupun PNBP," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (12/9/2018).
Menurutnya, pencapaian penerimaan pajak yang melonjak drastis membuktikan bahwa tax amnesty yang diiringi reformasi perpajakan benar-benar membuahkan hasil yang positif dalam bentuk meningkatnya kepatuhan pembayar pajak.
"Tren positif ini diharapkan berlanjut hingga tahun tahun mendatang," imbuhnya.
Dikatakan, penerimaan pajak pada 2019 perlu diperhatikan dengan seksama tren perbaikan kepatuhan pajak pada tahun ini masih dapat berlanjut atau tidak.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan realisasi penerimaan per Agustus 2018 sebesar Rp1.152,7 triliun, atau 60,8% dari total target penerimaan Rp1.894,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 18,4% dibandingkan dengan perolehan sama tahun lalu yang hanya tumbuh sebesar 11%.
Penopang pertumbuhan penerimaan negara tersebut adalah melonjaknya pertumbuhan reakisasi penerimaan sektor perpajakan yang tumbuh mencapai 16,5% per 31 Agustus 2018, serta PNBP yang tumbuh 24,3%.
"Pertumbuhan realisasi perpajakan itu juga lebih tinggi jika dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 9,5%, PNBP kita juga tumbuh sekitar 24,3% dibandingkan tahun lalu sekitar 20,2%," tutur Sri Mulyani.
Menurutnya, kondisi pertumbuhan penerimaan negara sampai akhir Agustus 2018 tersebut merupakan capaian yang tertinggi selama tiga tahun terakhir.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menerangkan bahwa secara keseluruhan per 31 Agustus 2018, keseimbangan primer berada pada posisi surplus Rp11,5 triliun. Angka tersebut mengalami lonjakan perbaikan sangat signifikan apabila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang justru defisit Rp84 triliun.
"Dan untuk defisit total APBN kita per 31 Agustus 2018 sebesar Rp150 triliun. Sementara, periode sama tahun lalu APBN kita sudah defisit Rp220 triliun. Jadi ini juga menunjukkan perbaikan dari sisi postur APBN kita," ujarnya.