Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPINI: Nuklir untuk Kemaslahatan Umat Manusia

Keberhasilan pengembangan tenaga nuklir untuk kemaslahatan manusia sangat ditentukan oleh adanya kerja sama yang terintegrasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kiri) di sela-sela peresmian fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih serta Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, di Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (15/11)./Setwapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kiri) di sela-sela peresmian fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih serta Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, di Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (15/11)./Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah kunjungan ke pembangkit listrik di Shanghai China, PT PLN (Persero) kembali mengadakan kunjungan kerja untuk belajar dan melakukan benchmarking dalam pengembangan teknologi nuklir Rusia, serta menjajaki kerja sama.

Tidak tanggung-tangung, PLN mengajak tujuh rektor universitas ternama Indonesia, di antaranya rektor Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Udayana.

PLN juga mengajak serta anggota Dewan Energi Nasional (DEN), ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), perwakilan media, dan sejumlah akademisi serta opinion leader.

Paling tidak, kami mengalami dua kali surprise saat menginjakan kaki di Rusia. Pertama, persepsi tentang Rusia sebagai negara komunis buyar setelah menyaksikan pola dan gaya kehidupan di negara tersebut.

Hampir tidak tampak sama sekali bahwa Rusia adalah negara komunis, seperti persepsi kami sebelumnya. Justru, simbol-simbol kapitalistik yang mendominasi di kehidupan masyarakat Rusia. Mobil-mobil mewah berseliweran di sepanjang jalan, Hotel dan American franchising menyeruak di seantero Rusia, serta gaya hidup kapitalistik yang menjadi pemandangan sehari-hari.

Selain itu, kehidupan beragama, terutama Nasrani dan Muslim, sangat kentara dari bangunan gereja dan masjid di sekeliling kota Metropolitan Moscow. Masjid Soekarno merupakan masjid fenomenal yang tetap berdiri kokoh di St. Petersburg.

Berbeda dengan negara-negara Eropa lainnya, pemeluk umat beragama di Rusia tidak didominasi oleh warga pendatang, tetapi sebagaian besar justru penduduk asli Rusia. Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak segan-segan meresmikan masjid terbesar di Rusia pada saat Hari Raya Iduladha beberapa waktu lalu.

Kedua, kami sangat surprise saat melakukan kunjungan ke perguruan tinggi Moskwa dan pembangkit nuklir. Tidak ada satu pun pengembangan nuklir yang digunakan untuk menghasilkan senjata pemusnah massal.

Namun, pengembangan nuklir lebih banyak digunakan untuk pembangkit listrik dan dimanfaatkan untuk kemashlahatan umat manusia, termasuk untuk bidang biomedical, pertanian, teknologi informasi dan sistim keamanan moneter.

Kunjungan kerja diawali dengan mendatangi salah satu universitas nuklir terbesar di Rusia, National Research Nuclear University (MEPhI) di Moskwa. MEPhI merupakan salah satu universitas teknologi nuklir terbaik di Rusia, berdasarkan RAEX Agency yang masuk ke peringkat tiga teratas.

TERINTEGRASI

MEPhI memiliki ahli terbaik dunia dalam research and development (R&D), pengaplikasian hasil R&D, pengembangan teknologi nuklir untuk kemaslahatan umat manusia. Tujuan kunjungan ke MEPhI adalah untuk mempelajari peran perguruan tinggi dalam mengintegrasikan hasil R&D dan pengembangan teknologi nuklir, serta mengimplementasikannya.

Pengembangan teknologi nuklir dilakukan secara terintegrasi antara MEPhI dan pelaku industri, yang difasilitasi oleh Pemerintah Rusia. Bahkan, dalam continues improvement teknologi nuklir dilakukan secara terintegrasi antara ketiganya. Tidak mengherankan bila teknologi nuklir Rusia yang paling canggih dan tingkat keamanan yang paling tinggi di dunia.

Selain mendapat pelajaran berharga, ketujuh rektor berkesempatan untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut dengan MEPhI dalam pengembangan teknologi nuklir dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Beberapa potensi kerja sama yang ditawarkan MEPhI di antaranya advance material technology untuk energi baru dan terbarukan (EBT), sistem dan teknologi pemanasan yang ramah lingkungan, serta sistim keamanan reaktor nuklir untuk pembangkit listrik serta pemanfaatan nuklir untuk bidang kesehatan.

Kunjungan kerja dilanjutkan dengan mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Rosatom, yang terbesar di Rusia, yaitu NPP Novovoronezh Unit 6 berkapasitas 1200 MW di Voronezh.

Kemajuan R&D dan teknologi nuklir yang dimiliki Rosatom, khususnya di Unit 6, terlihat dari penggunaan teknologi nuklir generasi terbaru, tipe reaktor VVER 1200 dengan teknologi generasi 3 Plus pertama di dunia, dengan masa operasi selama 60 tahun.

Sistem pengamanan teknologi VVER 1200 terdiri atas containment internal and external, serta barrier system dengan menggunakan: fuel pellet, fuel pin cladding, primary circuit boundary, protective containment, dan biological shield.

Dengan sistim pengamanan tersebut, reaktor nuklir NPP Novovoronezh memiliki zero accident. Rosatom juga memproduksi daya listrik sebesar 1.195,4 MW dan daya panas 3.200 MW, yang biasanya digunakan untuk pemanas gedung-gedung dan perumahan di Rusia saat musim dingin, yang puncaknya musim dingin mencapai suhu hingga minus 30 derajat Celsius.

Tidak hanya menyaksikan Machine Room, Nuclear Power Plant Control Panel, dan Observation Deck, rombongan juga diajak mengunjungi Training Center of Unit 6 Rosatom. Deputy Chief Engineer Rosatom Sergei Vitkovskiy mengatakan bahwa kendati pengembangan teknologi nuklir sangat vital, tetapi pengembangan SDM di pembangkit nuklir juga sangat penting.

Diperlihatkan di pusat pelatihan bahwa SDM tidak hanya dibekali teori saja, tetapi lebih banyak melatih keterampilan dan kapabilitas SDM melalui praktek dan simulasi, baik menggunakan simulasi computer maupun simulasi pengoperasian reaktor nuklir beserta pengamanannya.

Lesson learning dari hasil kunjungan kerja itu, antara lain, pertama, pemanfaatan tenaga nuklir saat ini di Rusia ternyata lebih banyak digunakan untuk kemaslahatan umat manusia ketimbang menghasilkan senjata pemunah massal manusia.

Kedua, ada tiga faktor utama dalam pengembangan nuklir untuk kemaslahatan umat manusia, yakni R&D, pengembangan teknologi nuklir beserta sistim pengamanan, dan peningkatan kapabilitas SDM. Dengan tiga faktor utama itu akan dapat dihasilkan teknologi nuklir amat canggih, yang dikembangkan secara continuous improvement dengan tingkat keamanan yang tinggi hingga mencapai zero accident.

Ketiga, keberhasilan pengembangan tenaga nuklir untuk kemaslahatan manusia sangat ditentukan oleh adanya kerja sama yang terintegrasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri.

Barangkali, ketiga lesson learning itu akan sangat bermanfaat bagi Indonesia pada saat akan melakukan pengembangan tenaga nuklir untuk kemaslahatan rakyat negeri ini. Untuk itu, perlu ada tindak lanjut dari kunjungan kerja ke Rusia itu.

Tidak hanya menjalin kerja sama ketujuh perguruan tinggi dengan perguruan tinggi nuklir Rusia, tetapi juga kerja sama dengan Rosatom Rusia. Tanpa tindak lanjut, kunjungan kerja itu tidak akan memberikan nilai tambah, kecuali hanya sekadar kunjungan kerja sebagaimana lazimnya.

*) Artikel dimuat di koran cetak Bisnis Indonesia edisi Kamis (13/9/2018)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper