Bisnis.com, JAKARTA--Arus masuk investasi portofolio semester I/ 2018 tercatat mengalami pertumbuhan minus 1,1%.
Sebagai catatan, pertumbuhan investasi portofolio sepanjang tahun lalu mencapai 20,6%.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan pertumbuhan yang minus ini disebabkan oleh pembalikan arus investasi global sejak awal Februari akibat dari normalisasi suku bunga di AS.
"Pembalikan tidak hanya dialami Indonesia, tetapi semua emerging market," ujar Mirza dalam rapat kerja Komisi XI, Senin (10/9).
Dalam posisi negatif ini, Mirza mengungkapkan indikator ekonomi makro harus tetap menjadi perhatian. Seperti diketahui, investor masih memandang positif terhadap indikator makro Indonesia a.l. inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi serta pencapaian surplus dalam primary balance.
Namun, dia mengungkapkan salah satu yang menjadi poin negatif di mata investor adalan defisit transaksi berjalan Indonesia yang mencapai US$13,7 miliar pada semester pertama tahun ini. Padahal, defisit transaksi berjalan pada keseluruhan tahun lalu hanya US$17.3 miliar.
Baca Juga
Tidak hanya investasi portofolio, data BI menunjukkan investasi asing langsung juga mengalami pertumbuhan yang lebih rendah sebesar 5,4%.
"Investasi PMA ini kemungkinan adalah karena situasi global yang membuat pada semester I/2018 dibandingkan semester I/2017 masuknya melambat," ujar Mirza.
Namun, dia yakin kedepannya pertumbuhan investasi langsung akan kembali tumbuh lebih baik seiring dengan upaya pemerintah terus mengundang investasi asing langsung untuk masuk. Salah satunya, upaya adalah pengembangan Online Single Submission (OSS).