Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha properti yang tergabung dalam The Jakarta Property Club menyambut baik ajakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi intuk berinvestasi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) khususnya Papua.
Sebelumnya, Budi Karya mengajak para pengusaha properti menanamkan investasinya di KTI mengingat peluang yang prospektif. Hal ini diungkap Budi pada pertemuan dengan The Jakarta Property Club di Menara DEA, Jakarta, Kamis (6/9/2018) malam.
Budi mengatakan para pengembang bisa membuka peluang untuk berinvestasi membangun pelabuhan maupun bandara di sana melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Selain itu, dia juga mendorong para pengusaha membangun real estate di kawasan timur Indonesia seperti Papua dan Maluku. Khusus di Papua, kata Budi, masih memiliki lahan yang sangat luas.
Budi mengajak pengusaha yang tergabung dalam The Jakarta Property Club itu lantaran pihaknya mengakui tidak bisa bekerja sendiri. Dana penyediaan untuk pembangunan infrastruktur terbilang terbatas sehingga terjadi gap financing.
Ketua The Jakarta Property Club Budiarsa Sastrawinata mengatakan pihaknya tentu menyambut positif ajakan tersebut apalagi setelah mengetahui program dan peluang yang didapatkan langsung dari Menhub Budi.
"Sebab kalau kita tidak mengetahui, dan belum ada gambarannya tentu kesulitannya bertambah [untuk mengawali investasi]. Meskipun sejauh ini memang belum ada gambaran yang gamblang," katanya usai acara.
Menurutnya, sebagai pengusaha kesempatan-kesempatan untuk berinvestasi di KTI khususnya Papua terbilang terbuka. Pihaknya melihat bukan sekadar potensi biasa tetapi potensi yang cukup kongkret.
"Saya kira ini baik dan pasti akan ada yang ditindaklanjuti," kata President Direktur PT Ciputra Residence ini.
Di samping berinvestasi di sana, menurutnya, para pengembang juga tentu ingin membangun KTI sebab ada juga pengusaha putra daerah yang berniat membangun daerahnya.
Sementara pengusaha Edwin Kawilarang meminta agar disediakan daftar proyek mana saja yang memiliki prospek yang bagus mengingat tidak semua pengusaha properti yang memiliki pengalaman dalam manajemen bandara maupun pelabuhan.