Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan produk tepung ikan berbahan baku spirulina demi membantu memenuhi kebutuhan pakan dalam kegiatan budidaya ikan.
Kebutuhan pakan dalam kegiatan budidaya ikan, khususnya mikroalga sebagai pakan alami untuk benih ikan atau udang pada fase pembenihan selama ini masih bergantung pada impor dari India dan China.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto berharap dengan adanya pengembangan produk ini, diharapkan bisa menekan kebutuhan impor spirulina. Agar bisa diproduksi secara massal dan dilakukan langsung oleh pembudidaya ikan, selain produk pakan benih, teknologi pembuatan tepung Spirulina berskala rumah tangga juga turut dikembangkan.
“KKP terus mendorong pengembangan inovasi ini karena usaha ini dapat dilakukan skala rumah tangga dengan modal yang kecil, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan”, katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (27/8/2018).
Menurutnya inovasi teknologi kultur spirulina skala rumah tangga ini juga merupakan bagian dari gerakan pakan mandiri (GERPARI) bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi pakan dalam usaha pembudidayaan ikan.
Teknologi ini telah diaplikasikan pada pelaku pembibitan ikan hias dan ikan lele di Kabupaten Bandung dan Purworejo, juga dalam proses pengembangan oleh “planktonshop” di Purworejo dan Gresik dengan melakukan modifikasi pengeringan pasta Spirulina.
Pengeringan dilakukan secara langsung dibawah sinar matahari dalam ruangan tertutup beratap transparan. Produk pasta dipergunakan dalam media kultur pembibitan ikan. Sedangkan tepung yang dihasilkan di pergunakan sebagai campuran didalam pakan pembibitan ikan hias maupun pembesarannya.
Adapun sosok yang berjasa mengembangkan inovasi teknologi produksi tepung Sspirulina ini adalah Lisa Ruliaty, Perekayasa Madya pada Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP.
Lisa mengembangkan teknologi produksi tepung Spirulina secara sederhana di tingkat pembudidaya ikan atau skala rumah tangga, sehingga mereka mampu menyediakan kebutuhan pakan tambahan bagi benih ikan atau udang secara mandiri. Lebih lanjut, teknologi ini juga dapat dijadikan usaha alternatif bagi pembudidaya ikan maupun masyarakat umum.
Spirulina sendiri merupakan jenis mikroalga yang sangat potensial sebagai sumber makanan alami baik untuk hewan maupun manusia. Kandungan protein di dalamnya mencapai 55 – 70%, lipid 4 – 6%, karbohidrat 17 – 25%, asam lemak tidak jenuh majemuk seperti asam linoleat dan linolenat, beberapa vitamin seperti asam nikotinat, riboflavin (vitamin B2), thiamin (vitamin B1), sianokobalamin (vitamin B12), mineral, asam-asam amino, dan bahan aktif lainnya seperti karotenoid, pigmen klorofil dan fikosianin.