Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan LRT Bogor Dinilai Mendesak

Perluasan rute LRT hingga ke Kota Bogor dinilai sangat tepat dan sudah mendesak mengingat tingginya intensitas pengguna angkutan umum dari Bogor ke Jakarta.
Kereta Light Rail Transit (LRT) melintas usai pelaksanaan salat Idul Adha di depan Masjid Agung Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (22/8)./ANTARA FOTO-Iggoy el Fitra
Kereta Light Rail Transit (LRT) melintas usai pelaksanaan salat Idul Adha di depan Masjid Agung Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (22/8)./ANTARA FOTO-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah pusat memastikan memperluas proyek Light Rail Transit/LRT hingga ke Kota Bogor, Jawa Barat, kendati pembangunan LRT di DKI Jakarta dan Bekasi belum sepenuhnya tuntas.

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai perluasan rute LRT hingga ke Kota Bogor tersebut dinilai sangat tepat dan sudah mendesak mengingat tingginya intensitas pengguna angkutan umum dari Bogor ke Jakarta.

"Sekarang ini antusias masyarakat Bogor untuk menggunakan angkutan umum itu sangat tinggi. 60% pengguna KRL itu berasal dari Bogor ke Jakarta," katanya, Senin (27/8/2018).

Selain itu, dia menyebut dengan adanya penyambungan lintasan ini, masyarakat Kota Bogor memiliki alternatif lain. Saat ini, pengguna KRL Jabodetabek dinilai sudah semakin padat.

"Artinya masyarakat Bogor punya pilihan dan bisa mendorong masyarakat untuk menggunakan angkutan umum lagi," ujar pengamat dari Unika Soegijapranata Semarang itu.

Dia mengatakan upaya penyambungan lintasan baru ini juga merupakan salah satu langkah untuk mengejar target pemerintah agar masyarakat Jakarta dapat menggunakan transportasi umum.

Pemerintah sebelumnya menargetkan bahwa pada 2019 setidaknya 40% warga sudah mulai beralih ke transportasi umum lantaran sudah terbangun moda transportasi massal yang baru.

"Artinya, bila kita ingin targetnya sampai 40% di 2019 dan 60% di 2029 ya salah satunya LRT harus tersambung sampai Bogor," ungkapnya.

Sementara terkait pembiayaan, Djoko menyebut proyek itu nantinya sebisa mungkin jangan berasal dari pemerintah mengingat membutuhkan anggaran yang cukup besar. Pemerintah bisa mendukung melalui subsidi tarif dan juga memanfaatkan transit oriented development (TOD).

"Saya pikir diupayakan kalau bisa jangan oleh pemerintah, pemerintah hanya mensubsidi operasional saja. Biar swasta saja yang bangun," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini LRT di kawasan selatan Jakarta telah terbangun hingga kawasan Cibubur.

Pengerjaan sambungan lintas baru Cibubur-Bogor, menurutnya, akan terus dikebut sehingga proyek ini dapat selesai dibangun dalam dua tahun atau paling cepat sudah bisa dioperasikan pada 2020.

Dari Cibubur, LRT akan dibangun hingga Terminal Baranangsiang dan akan terus dilanjutkan hingga mengelilingi sejumlah kawasan di Kota Bogor dengan panjang lintasan 53 kilometer.

“Dengan adanya LRT yang sudah disetujui Presiden ini, maka bisa dibangun dalam waktu dekat,” ucap Budi Karya dalam keterangan resminya, akhir pekan lalu.

Adapun untuk melancarkan rencana ini, pemerintah akan menggandeng perusahaan swasta yang berminat dengan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Adapun saat ini progres pembangunan fisik LRT yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk sudah mencapai lebih dari 45%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper