Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baja Impor Mengalir Kian Deras, Dari Negara Mana Saja? Ini Datanya

Impor produk besi dan baja masih terus meningkat hingga Juli 2018.
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong

Bisnis.com, JAKARTA--Impor produk besi dan baja masih terus meningkat hingga Juli 2018.

Merujuk data Badan Pusat Statistik, China menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai sebesar US$234,97 juta pada Juli 2018. Sepanjang periode Januari--Juli 2018, impor dari Negeri Tirai Bambu tersebut senilai US$1,22 miliar, naik 24,98% secara tahunan.

Disusul oleh Jepang dengan nilai impor sebesar US$1,08 miliar selama Januari hingga Juli 2018, naik 23,17% secara tahunan.

Ismail Mandry, Wakil Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA), mengatakan pemerintah diharapkan segera mengatasi masalah impor dengan menghentikan impor produk-produk yang telah mampu diproduksi oleh industri dalam negeri.

"Ancaman impor sekarang tidak hanya berasal dari China dan Vietnam, tetapi impor dari Malaysia juga masuk," katanya, Rabu (15/8/2018).

Impor besi dan baja dari Malaysia tercatat senilai US$268,97 juta sepanjang Januari--Juni 2018, naik 54,65% secara tahunan. Selain itu, impor besi dan baja juga datang dari Korea Selatan, India, Vietnam, dan juga Australia.

Adapun, produk yang banyak diimpor memiliki HS number 72253090 berupa baja paduan selain produk flat-rolled senilai US$200,2 juta, disusul oleh produk dengan HS number 72071100 berupa semi finished product iron/non alloy steel dan HS number 72072099 berupa sheet bars selain balok yang dibentuk kasar dengan tempaan masing-masing senilai US$211,2 juta dan US$148,3 juta.

Pada bulan ketujuh tahun ini, nilai impor besi dan baja tercatat US$996,2 juta atau naik 56,55% secara tahunan. Secara kumulatif, sepanjang periode Januari-Juli 2018 nilai impor produk tersebut US$5,67 miliar, naik 36,30% y-o-y.

Nilai impor besi dan baja menempati posisi ketiga terbesar untuk periode Januari--Juli 2018, di bawah produk mesin dan pesawat mekanik dan produk mesin dan peralatan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper