Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIVESTASI FREEPORT, Inalum Kebut Proses Administrasi

Proses penyelesaian divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia masih terus berjalan.
Jalan panjang divestasi saham 51% Freeport./Bisnis-Husin Parapat
Jalan panjang divestasi saham 51% Freeport./Bisnis-Husin Parapat

Bisnis.com, JAKARTA — Proses penyelesaian divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia masih terus berjalan. 

Head of Corporate Communications PT Inalum (Persero) Rendi A. Witular mengatakan, saat ini pihaknya masih menyelesaikan sejumlah hal terkait dengan persoalan administrasi divestasi.

“Banyak proses administrasi yang disiapkan. Salah satunya adalah pembentukan perusahaan patungan dengan Pemda Papua, dan lain-lain,” ujar Rendi ketika dihubungi Bisnis, Kamis (9/8/2018).

Rendi enggan mengomentari lebih jauh terkait proses divestasi yang tengah berjalan.  Namun, pihaknya berharap proses divestasi bisa selesai secepatnya. “Kami inginnya kan ini selesai secepat-cepatnya,” katanya.

Inalum tengah mengkaji pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan Pemerintah Daerah Papua terkait pengambilan jatah porsi saham 10% untuk Pemda di PTFI.  Hal ini sempat diungkapkan oleh Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin pada Selasa lalu.

Dia mengatakan, pihaknya bersama Pemda Papua tengah membahas mekanisme masuknya Pemda ke porsi saham 10% tersebut.

"Kami masih mengkaji apakah buat perusahaan baru atau pakai BUMD yang ada," ujar Budi di Jakarta, Selasa, (7/8/2018).

Menurutnya, pengambilan jatah kepemilikan 10% melalui BUMD eksisting akan lebih mempercepat proses pengambilalihan saham PTFI.

Sebelumnya, Budi pernah menyampaikan bahwa dalam proses divestasi 51% saham PTFI, Inalum dan Pemda Papua rencananya akan membentuk perseroan khusus (SPV) untuk memiliki 25% saham PTFI. SPV akan dimiliki oleh Inalum dengan porsi saham 60% dan Pemda Papua sebesar 40%. Dengan langkah ini, total kepemilikan saham Pemda Papua di PTFI menjadi 10%.

Terkait dana untuk akuisisi saham Freeport, Budi mengaku pihaknya sudah menerima indicative offer letter dari perbankan yang dijajaki.  Dalam surat tersebut, pinjaman yang akan diterima melebihi nilai dari yang dibutuhkan Inalum.  

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi dan Media, Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno  belum lama ini juga menyebutkan akan ada sekitar 8-11 bank yang siap mendanai Inalum. Pinjaman bank tersebut sepenuhnya akan diperoleh dari bank luar negeri, di antaranya ada yang berasal dari Jepang dan Hongkong.

Salah satunya adalah bank asal Jepang, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, disebut akan menjadi pemimpin sindikasi bank yang akan memberi pinjaman ke Inalum. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper