Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lagi, Jokowi Minta Proyek Kilang Dipercepat

Pemerintah mendukung langkah PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat pengembangan Kilang Balikpapan dan Tuban.
Kilang Cilacap milik Pertamina/Reuters-Darren Whiteside
Kilang Cilacap milik Pertamina/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mendukung langkah PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat pengembangan Kilang Balikpapan dan Tuban.

Bukan kali ini saja Presiden meminta Pertamina untuk mempercepat proses revitalisasi kilang minyak milik perseroan seperti Kilang Balikpapan. 

Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo merespons langkah perseroan untuk menjalankan pengembangan kilang sesuai rencana perusahaan.

"Minta dijalankan sesuai rencana dan dipercepat," tuturnya, seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Presiden Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Sebelumnya, PT Pertamina mengemukakan bahwa revitalisasi (Refinery Development Master Plan atau RDMP) Balikpapan bakal dibangun pada akhir 2018. Operasi RDMP Balikpapan masih sesuai dengan target yakni, pada 2021.

Dalam pengembangan proyek kilang dengan investasi mencapai US$4 miliar ini, juga dalam proses untuk persetujuan spin off aset. Nantinya, RDMP Kilang Balikpapan ini menambah kapasitas produksi sebesar 100.000 barel per hari.

Di sela-sela pembukaan Gas Indonesia Summit 2018, Rabu (1/8), Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Heru Setiawan mengakui saat ini pihaknya telah mencari mitra untuk mengembangkan kilang tersebut.

"Kami lagi sounding internal, kalau yang menyatakan minta sudah banyak. Salah satunya ada dari Azerbaijan dan Jepang," katanya.

Atas arahan dari Kepala Negara, Nicke mengaku pihaknya akan mempercepat proses RMDP Balikpapan. "Iya [diminta] tahun ini," tambahnya.

Selain soal kilang Balikpapan, Presiden Jokowi juga meminta percepatan pengembangan kilang Tuban. Saat ini, Grass Root Refinery (GRR) Tuban masih dalam tahap penyelesaian persoalan lahan. Produksi kilang Tuban itu sendiri diperkirakan sebesar 300.000 barel per hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper