Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan penyedia alat pendukung operasional logistik dan supply chain asal China, Damon Group, siap merealisasikan proyek pembangunan mega hub milik JNE di Tangerang, Banten.
Penandatanganan kerja sama telah dilakukan oleh Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi dan Founder & CEO of Damon Group Harry Zhou di Kantor Pusat JNE, Jakarta Barat, Selasa (31/7/2018).
Feriadi mengatakan penandatanganan kerja sama tersebut merupakan hari bersejarah bagi JNE mengingat hal ini merupakan salah satu langkah perusahaan dalam mewujudkan misi menjadi perusahaan rantai pasok global terdepan di dunia.
"Hari ini, hari bersejarah. Kita akan mulai sejarah baru bagi JNE yang akan membangun mega hub yang sepenuhnya akan didukung oleh Damon," ujarnya.
Sejak awal 2018, JNE memang telah merencanakan pembangunan infrastruktur mega hub. Pencarian vendor pun terus dilakukan dengan studi banding dan riset sehingga pada akhirnya jatuh kepada perusahaan yang berbasis di Shanghai, China itu.
"JNE berharap pembangunan ini akan menjadi pendorong untuk menumbuhkan perekonomian bangsa di masa yang akan datang," lanjut Feriadi.
Menurut Head of Marketing Communication Division JNE Mayland Hendar Prasetyo, dipilihnya Damon sebagai vendor lantaran perusahaan tersebut memiliki pengalaman dan reputasi yang baik. Selain itu, perusahaan itu memiliki spesialisasi dalam penyediaan alat pendukung operasional logistik dan supply chain seperti conveyor belt dan sorting machine.
"Mereka sudah memiliki 30 titik penjualan di seluruh penjuru dunia. Secara reputasi banyak perusahaan-perusahaan e-commerce dan logistik di China menggunakan perusahaan ini," ungkapnya.
Adapun Zhou menyatakan pihaknya siap bergerak cepat untuk merealisasikan proyek senilai Rp500 miliar tersebut.
"Kami yakin proyek ini akan berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Kami sudah berpengalaman," ucapnya.
Mega hub ini akan memiliki alat berteknologi canggih automation cross belt sorter machine yang bekerja otomatis sepenuhnya sehingga dapat memotong waktu sortir hingga 2-3 jam. Dengan demikian, pengiriman barang ke konsumen akan lebih cepat.
Dibangun di atas lahan 3,9 hektare (ha), proyek tersebut diperkirakan selesai pada akhir 2019. Adapun peletakan batu pertama (groundbreaking) akan dilakukan akhir tahun ini.
Pembangunan infrastruktur ini merupakan langkah perseroan guna menghadapi pertumbuhan dagang-el (e-commerce) yang semakin pesat. Berdasarkan catatan Bisnis, pertumbuhan dagang-el di Indonesia diperkirakan akan melesat hingga 130% pada 2020.
Nilai transaksi dagang-el di Tanah Air menembus US$130 miliar pada 2017 atau naik 5,7 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 22,6 miliar.