Bisnis.com, JAKARTA -- Meski mengeluhkan minimnya infrastruktur, Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) masih menilai bisnis di pusat belanja Jakarta masih prospektif.
"Pusat belanja dari Jakarta masih lebih prospektif dibandikan kota-kota lain," kata Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah kepada Bisnis, Rabu (4/7/2018).
Budihardjo mengeluhkan, minimnya infrastruktur untuk dapat memudahkan masyarakat berkunjung ke pusat perbelanjaan. "Tidak ada jembatan penyebrangan, atau terowongan bawah tanah sebagai penghubung pusat belanja, jalan macet, jadi flow orang untuk berkunjung juga terhambat," katanya.
Oleh karena itu, dia sangat berharap pemerintah dapat menyelesaikan proyek infrastrukturnya yang ada di Jakarta. Sehingga hambatan bagi masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja semakin berkurang.
Di sisi lain, Budihardjo menjelaskan, kemapuan pemilik pusat belanja dalam mengelola bisnisnya juga sangat penting dalam menarik pengunjung. Dia berharap, para pemilik pusat belanja tidak saling berkompetisi, melainkan menyusun strategi bersama.
Maksudnya, Budihardjo melihat masih ada yang membuat tembok tinggi yang malah menyulitkan mobilisasi pengunjung antar pusat belanja, atau ada juga pusat belanja yang berdiri sendiri tanpa perncanaan yang matang.
Padahal, dia menjelaskan, jika dikelola dengan baik prospek bisnis pusat belanja di Jakarta sangat bagus, karena pada hari kerja setidaknya ada 20 juta orang yang datang, ditambah turis selalu memilih Jakarta sebagai tempat berbelanjanya.