Bisnis.com, JAKARTA -- Meski sudah mulai banyaknya pembanguan di luar Jakarta, Asosiasi Pusat Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) berharap pelaku bisnis pusat belanja di Jakarta tidak perlu khawatir dengan okupansi (tingkat keterisian).
Riset Colliers International Indonesia memaparkan okupansi pusat belanja berada pada tingkat yang cukup moderat, yakni 84%. Namun , angka tersebut diperkirakan akan sedikit menurun seiring dengan penyelesaian pusat belanja baru, yakni akan turun sekitar 1% hingga 2% hingga akhir 2019.
"Meski ada tambahan mal saya optimistis masih bisa terisi," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat APPBI Stefanus Ridwan kepada Bisnis, Rabu (4/7/2018).
Hanya saja, dia menjelaskan, pengelola pusat belanja harus dapat menyesuaikan diri dan mampu berinovasi ditengah tantangan bisnis yang dinamis.
"Harus tahu tenant yang bagus, buat restauran yang instagramable, barang dan tata ruang yang menarik," katanya.
Selain itu, katanya, pihak pengelola juga harus mulai menghilangkan kebiasaan buruk dalam tata ruang pusat belanja, seperti membuat eskalator yang mewajibkan pengunjung berkeliling.
Stefanus juga menjelaskan, pengelola juga sudah harus dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pusat belanja sekitarnya, atau membuat kawasan yang pusat belanja yang terpadu dengan perumahan, apartemen dan perkantoran sendiri. "Karena kalau berdiri sendiri, pusat belanja itu sudah tidak worthed lagi," tuturnya.
Namun, Stefanus menjelaskan, prospek pusat belanja di luar Jakarta juga cukup menjanjikan. hal tersebut dikarenakan lebih murahnya biaya yang ditawarkan dan lebih mendukungnya pemerintah daerah dalam pembangunan.
"Dan juga, saya rasa cukup menunggu 8 tahun pemilik pusat belanja sudah dapat balik modal," katanya.