Bisnis.com, JAKARTA -- Sembilan ruas Tol Trans Jawa akan beroperasi secara bertahap mulai bulan depan hingga Desember 2018.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan ruas sepanjang 920 kilometer (km) sudah tersambung dari Merak sampai Pasuruan. Dari jumlah itu, 607 km di antaranya sudah berstatus operasional dan 313 km sisanya ditargetkan rampung tahun ini.
"Kementerian berupaya menyelesaikan pembangunan jalan Tol Trans Jawa Merak-Banyuwangi sepanjang 1.150 km pada akhir 2019," papar Kementerian PUPR seperti dilansir Antara, Rabu (27/6/2018).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan sembilan ruas bakal beroperasi secara bertahap hingga akhir tahun ini.
"Jalan Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 43 km dan Tol Solo-Sragen sepanjang 36 km saat ini progresnya sudah 100% serta siap diresmikan pada Juli 2018," terangnya.
Pada September 2018, ruas tol yang bakal beroperasi adalah Tol Sragen-Ngawi (51 km) dengan progres fisik saat ini 96% dan Tol Porong-Gempol (6 km) yang sekarang progresnya 76%.
Pada Oktober 2018, Tol Salatiga-Kartosuro (32 km) yang saat ini progres fisiknya 70% akan siap beroperasi.
Bulan berikutnya, giliran Tol Pemalang-Batang (33 km) yang sekarang progres fisiknya 72% yang bakal beroperasi. Tol Batang-Semarang (74 km), yang progres fisiknya saat ini 78%, juga bakal dioperasikan.
Terakhir, pada Desember 2018 akan ada dua tol yang beroperasi. Keduanya yaitu Tol Wilangan-Kertosono (37 km) yang sekarang progres fisiknya masih 70% dan Tol Pasuruan-Grati-Probolinggo (44 km) yang saat ini masih 36%.
Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan jalan tol mesti terintegrasi dengan simpul-simpul pertumbuhan ekonomi, seperti kawasan industri, pelabuhan, bandara, kawasan wisata, hingga pemukiman skala besar.
Dengan demikian, diharapkan manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal oleh dunia usaha, pariwisata, dan industri.
Tol Trans Jawa diklaim dibutuhkan unutk meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa, yang berkontribusi lebih dari 50% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, serta menurunkan biaya logistik demi meningkatkan daya saing Indonesia.
Keberadaan tol juga dapat mendorong perkembangan potensi ekonomi lokal di sepanjang koridor terkait. Salah satunya, menyediakan tempat bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tempat peristirahatan.