Bisnis.com, JAKARTA-- Capaian produksi gas bumi siap jual atau lifting dalam empat bulan pertama tahun ini masih di bawah target.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyebutkan realisasi lifting gas per 30 April 2018 mencapai 6.480 mmscfd.
“Lifting gas capai 96,4% dari target APBN 6.720 mmscfd,” ujar Amien.
Belum tercapainya target lifting tersebut karena adanya sejumlah kendala teknis yang dihadapi beberapa KKKS.
SKK Migas mencatat terdapat enam KKKS utama yang belum mencapai target lifting gas yang ditetapkan dalam APBN. Seperti misalnya, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang capaian liftingnya baru mencapai 85,8% dari target atau sebesar 951,8 mmscfd, sementara target dalam APBN adalah 1.100 mmscfd.
Amien mengatakan tidak tercapainya target tersebut lantaran baseline produksi PHM lebih rendah dari prognosis awal. Penyebab lainnya adalah tertundanya onstream produksi enam sumur PHM yang telah dibor pada 2017.
Kontraktor lainnya yang belum memenuhi target karena baseline produksinya lebih rendah dari prognosis awal adalah PT Pertamina EP. Per April 2018, realisasi lifting gas Pertamina EP sebesar 816,2 mmscfd atau 98,1% dari target.
Kemudian ada JOB PN-Medco Tomori Sulawesi Ltd yang realisasinya baru 90,1% dari target atau sebesar 256,8 mmscfd dan Petrochina International Jabung Ltd yang baru mencapai 92,2% dari target atau sebesar 157,1 mmscfd. Keduanya terkendala penyerapan yang belum maksimal.
“JOB PMTS terkendala isu penyerapan oleh DSLNG karena permasalahan kehandalan fasilitas. Petrochina ada isu penyerapan dari konsumen Singapura,” kata Amien.
KKKS utama lainnya yang belum memenuhi target adalah Kangean Energi Indonesia (KEI). Realisasi lifting KEI mencapai 190,3 mmscfd atau 93,2% dari target 204 mmscfd.
Selain itu, Pertamina Hulu Energi WMO juga belum memenuhi target sebesar 135 mmscfd. Realisasinya baru mencapai 90,7% atau sebesar 122,6 mmscfd.