Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalur Mudik, Pintu Tol Krapyak Hingga Jembatan Kali Kuto Siap Digunakan

Ada beberapa rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan mulai dari Pintu Tol Krapyak, Jembatan Kali Kuto, juga Gerbang Tol Manyaran. Krapyak merupakan pertemuan jalan tol dan jalan nasional, pada saat arus mudik nanti banyak kendaraan dari jalan nasional masuk jalan tol, kemungkinan akan diberlakukan contraflow.
Pengendara yang pulang mudik memadati ruas jalan tol Cipularang di KM 100 Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (1/7)./JIBI-Dedi Gunawan
Pengendara yang pulang mudik memadati ruas jalan tol Cipularang di KM 100 Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (1/7)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan memantau kesiapan jalur mudik di Jawa Tengah untuk rekayasa lalu lintas. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi menuturkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Ditlantas Polda Jateng dan Badan Pengelola Jalan Tol.

Menurutnya, ada beberapa rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan mulai dari Pintu Tol Krapyak, Jembatan Kali Kuto, juga Gerbang Tol Manyaran. “Krapyak merupakan pertemuan jalan tol dan jalan nasional, pada saat arus mudik nanti banyak kendaraan dari jalan nasional masuk jalan tol, kemungkinan akan kita berlakukan contraflow,” kata Budi, Rabu (30/5).

Untuk di Jembatan Kali Kuto di ruas jalan tol Batang Semarang, Budi meminta agar pembangunan jembatan tersebut dapat selesai sebelum H-3 agar dapat mendukung kelancaran arus mudik.  “Tetapi jika belum dapat digunakan 100%, sebagian kendaraan dari arah Jakarta yang akan melewati Kali Kuto, akan dikeluarkan ke jalan arteri biasa, sekitar 1 km sebelumnya,” katanya .

Menurutnya, sebagai antisipasi jika terjadi kemacetan dan penyempitan (bottle neck) dari 4 lajur menjadi 2 lajur, maka 1 lajur arah berlawanan akan dijadikan contraflow. Lebih lanjut, untuk antisipasi kemacetan di Kali Kuto, Kemenhub juga akan mengatur pada traffic light pertemuan antara jalan arteri biasa dengan jalan tol. Nantinya saat arus mudik, lampu hijau dari arah Jakarta akan dibuat lebih lama.

Kemudian, untuk memperlancar arus kendaraan, di pintu tol Manyaran, yang semula 8 akan ditambah 4 lagi, sehingga menjadi 12 pintu. “Jalan tol dari Tegal ke Semarang, sepanjang 113 km, sifatnya adalah fungsional. Artinya sudah bisa dilalui kendaraan tapi masih minim perlengkapan jalan. Kami himbau untuk tidak melaluinya pada malam hari."

Kendati, jika volume kendaraan begitu besar, dan jalan tol fungsional memang dibutuhkan meski malam hari, Polri sebagai komandan operasional di lapangan dapat mengatur hal tersebut.

Budi juga mengatakan bahwa pihaknya menitik beratkan penyelenggaraan angkutan lebaran tidak hanya pada kelancaran tetapi juga pada keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.

Direktur Teknik PT Jasamarga Semarang Batang, Abdul Rokhim, mengatakan bahwa pembangunan Jembatan Kali Kuto sudah 80%, sebenarnya ditargetkan untuk selesai akhir tahun 2018 ini. “Namun kami berharap pada H-2, jembatan ini secara fungsional sudah dapat digunakan, dengan memakai lembaran plat baja,” kata Abdul.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan dirinya bersama Menteri PUPR akan kembali meninjau jalur mudik lebaran. Dalam hal ini dia menuturkan kemacetan di ruas tol Cipali pada mudik tahun ini akan berkurang ketimbang tahun sebelumnya. Menurutnya, kemacetan itu akan lebih berkurang jika masyarakat beralih menggunakan jalur pantura.

"Cipali sudah kami redakan dengan baik. Nanti 5 Juni saya dengan menteri PU akan tinjau semuanya dan apabila itu selesai saya menyarankan agar pemudik jangan pakai tol. Tapi pakai jalan pantura karena jalan pantura sekarang sudah banyak yang bagus," kata Budi Karya.

Terkait dengan moda transportasi dalam mudik kali ini, Budi mengaku sebagian masyarakat lebih banyak yang memilih moda transportasi udara. "Modanya saya pikir sudah baik. Udara itu paling favorit, banyak digunakan kita beri kesempatan mereka tambah slot, kami tambah jam operasi, perbaiki sistem safety di bandara."

Selain udara, moda transportasi kereta api juga mengalami peningkatan peminat. Namun hanya sebesar 5%. Sementara moda transportasi laut, menurutnya masih minim peminat.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper