Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Indonesia & India Sepakati 4 Sektor Kunci Kemitraan Bisnis

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Ketua Confederation Industry of India (CII) menyepakati sekitar empat sektor kunci kemitraan bisnis Indonesia-India.
Rosan P Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia/Nur Faizah al Bahriyatul Baqiroh
Rosan P Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia/Nur Faizah al Bahriyatul Baqiroh

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Ketua Confederation Industry of India (CII) menyepakati sekitar empat sektor kunci kemitraan bisnis Indonesia-India.

Rabu (30/5), Ketua Umum Kadin, Rosan P. Roeslani mengatakan pihaknya akan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Narendra Modi terkait hasil dari CEO Forum Indonesia-India yang dilakukan sehari sebelumnya.

CEO Forum ini merupakan pertemuan yang kedua setelah sebelumnya dilaksanakan pada 2016 dan sebagai tindak lanjut dari kemitraan strategis kedua negara.

“Kami sepakat akan fokus di empat sektor untuk peningkatan kemitraan bisnis dari 6 sektor sebelumnya. Fokus kerjasama bisnis yang disepakati yakni manufaktur, pertambangan, farmasi, dan infrastruktur” jelas Rosan dalam siaran pers, Rabu (30/5/2018).

Dia mengungkapkan, terkait dengan pertambangan misalnya, India merupakan tujuan ekspor utama untuk batu bara. "Dan dengan kebutuhan industri domestik mereka yang terus meningkat, porsi ekspor batu bara kita masih bisa ditambah dan mereka juga tidak segan untuk melakukan investasi di Indonesia untuk sektor ini," tegasnya.

Sebaliknya untuk farmasi, dengan tarif impor yang tinggi, salah satu jalannya adalah dengan melakukan investasi disana. Namun tantangannya adalah menemukan mitra usaha yang tepat.

Oleh karena itu, dialog ini diakuinya sangat penting untuk menyamakan persepsi atas berbagai tantangan yang masih ada. Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar ke-dua India setelah Australia dan pertumbuhannya pertahun cukup tinggi.

Mengutip International Trade Centre, impor batubara dari Indonesia HS2701(batu bara; briket, ovoid dan bahan bakar padat yang dibuat dari batu bara), sebesar US$ 3,3 miliar pada 2016. Jumlah ini naik menjadi US$4,7 miliar pada 2017.

Sedangkan untuk farmasi, produk ini dikenakan tarif impor cukup tinggi sekitar 40% yang mengakibatkan obat-obatan kita tidak kompetitif untuk dijual di sana.

Dengan demikian, Roslan mengungkapkan CEO Forum ini sebagai satu-satunya forum bisnis yang terinstitusionalisasi memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan hubungan ekonomi strategis kedua negara.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper