Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Okupansi Rendah, Pengusaha Kapal Feri Resah

Kalangan pengusaha angkutan penyeberangan mengaku resah karena tren okupansi kapal terus menurun seiring jumlah kapal yang berlebih dan persaingan dengan angkutan laut di lintasan yang sama. Pengusaha menilai, tanpa moratorium izin baru, pelaku usaha terancam kolaps.
Ratusan kendaraan pemudik yang akan menyeberang ke Sumatera antre masuk kapal feri di Dermaga 3 PelaKendaraan pribadi padati Pelabuhan Merak/Antara-sep Fathulrahman
Ratusan kendaraan pemudik yang akan menyeberang ke Sumatera antre masuk kapal feri di Dermaga 3 PelaKendaraan pribadi padati Pelabuhan Merak/Antara-sep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA -- Kalangan pengusaha angkutan penyeberangan mengaku resah karena tren okupansi kapal terus menurun seiring jumlah kapal yang berlebih dan persaingan dengan angkutan laut di lintasan yang sama. Pengusaha menilai, tanpa moratorium izin baru, pelaku usaha terancam kolaps.

Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap)melansir tingkat okupansi rata-rata kapal kini tersisa di bawah 50%. Kelebihan pasokan kapal terjadi di lintasan utama, yakni Merak-Bakauheuni, Ketapang-Gilimanuk, Kayangan-Pototano, dan Padang Bai-Lembar. Keempat lintasan itu merupakan lintasan terpadat di seluruh Indonesia.

Ketua Umum Gapasdap, Khoiri Sutomo mengatakan, di lintasan Merak-Bakauheni kini beroperasi 68 kapal dengan enam dermaga terpasang. Jumlah kapal yang berlebih membuat operasional kapal terbatas karena harus menunggu giliran untuk menggunakan dermaga. Gapasdap menghitung, dalam satu bulan satu kapal hanya beroperasi 12 hari dalam satu bulan.

Akibatnya dari kondisi tersebut, iklim usaha menjadi tidak kondusif karena muatan yang rendah membuat pemilik kapal merugi.Menurut Khoiri, sebagian anggota Gapasdap mulai mengalami kesulitan arus kas sehingga sulit memenuhi kewajiban pembayaran utang, baik utang jangka pendek maupun jangka panjang.

Dia mengungkapkan, dalam kondisi sulit, pengusaha angkutan penyebrangan bakal terpaksa mengurangi biaya-biaya yang terkait dengan kenyamanan penumpang."Dampaknya sudah serius. Untuk itu kami layangkan surat kepada Kementerian Perhubungan untuk moratorium izin. Idealnya, satu dermaga itu hanya untuk lima kapal, " ujarnya di Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Selain lintasan Merak-Bakauheni, lintasan Padang Bai-Lembar juga sarat armada. Khoiri menyebut, di lintasan tersebut, satu kapal kini hanya beroperasi 1,5 trip dari kondisi normal 4 trip dalam satu hari. Secara umum, armada kapal penyebrangan mengalami tren kenaikan sejak 2013. Data Stastistik Perhubungan 2017 menunjukkan, jumlah armada penyebrangan tahun lalu mencapai 380 kapal atau bertambah 26 kapal. Adapun, penambahan armada dalam periode 2013-2017 mencapai 107 kapal

Ketua DPC Gapasdap Merak, Togar Napitupulu mengatakan oversupply armada menyebabkan persaingan sangat ketat dan mengarah pada persaingan tidak sehat. Terlebih, lintasan Merak-Bakauheni juga mendapat saingan dari operator kapal yang memiliki izin di lintasan Bojanegara-Bakauheni.

Togar mengatakan, persaingan dengan lintasan Bojanegara-Bakauheni tidak berimbang karena standard operasi dan pelayanan angkutan penyebrangan di Merak-Bakauheni lebih ketat. Dia mencontohkan, kapal feri harus melakukan pengedokan (docking) secara rutin setiap tahun. Selain itu, harga kapal feri di lintasan Merak-Bakauheni mencapai lebih dari Rp100 miliar atau dua kali lipat dari harga kapal yang beroperasi di Bojanegara-Bakauheni. "Jadi seharusnya ada equal treatment, kami tidak antipersaingan," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper