Bisnis.com, JAKARTA—Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan berhasil membukukan kinerja keuangan yang positif pada 2017, dengan pertumbuhan total dana aset konsolidasian mencapai Rp14,45 triliun, dari target Rp12,89 triliun.
Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Evi Afiatin menjelaskan, pihaknya berhasil mencapai seluruh target yang ditetapkan.
"Alhamdulillah seluruh indikator kinerja keuangan BPJS Ketenagakerjaan tercapai, kecuali beban operasional yang lebih efisien," ujarnya saat konferensi pers, Selasa (8/5/2018).
Dia menambahkan,laporan keuangan BPJS TK berhasil diselesaikan tiga bulan lebih cepat dari target seharusnya, di mana paling lambat 31 Juni 2018.
Laporan keuangan ini juga telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja, Suhartono, serta Kantor Akuntan Publuk Razikun Tarkonunaryo, dan memperoleh peringkat Wajar Tanpa Modifikasian.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, BPJS Ketenagakerjaan berhasil mencapai lima dari enam indikator keuangan yang ditargetkan.
Selain total aset yang telah disebutkan, indikator lainnya adalah pendapatan dana operasional yang mencapai Rp4,75 triliun sesuai target.
Selanjutnya, hasil investasi neto mencapai Rp672,71 miliar, dari target Rp563,17 miliar. Penghasilan (beban) neto juga dibukukan mencapai Rp1, 29 triliun, dari target Rp 292,46 miliar.
Sementara total dana investasi tercatat berhasil mencapai Rp10,78 triliun, dari target Rp7, 82 triliun.
Di lain sisi, beban operasional BPJS Ketenagakerjaan juga menjadi lebih efisien. Dari target Rp4,93 triliun, BPJS TK membukukan beban operasional sebesar Rp4 triliun pada tahun ini.
