Bisnis.com, JAKARTA—Pengembangan jenis pariwisata baru seperti vegetarian dinilai dapat menjadi salah satu strategi pemasaran yang jitu dalam upaya meraih target pariwisata sebesar 17 juta wisatawan mancanegara pada tahun ini.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedy menilai, wisata vegetarian dapat menjadi daya tarik baru bagi wisman yang telah familiar dengan destinasi wisata unggulan di Indonesia seperti Bali. Pihaknya pun menyambut baik niat pemerintah untuk mengembangkan jenis pariwisata baru seperti wisata vegetarian, hingga wisata nomad atau nomadic tourism.
“Kita harus terus berusaha untuk membuka market baru, seperti vegetarian. Kan sekarang market vegetarian di luar cukup besar. Saya kemarin dari Jepang, wisatawan di sana bilang mereka ingin lihat fasilitas vegetarian di Indonesia, karena Bali sudah sering,” ujarnya kepada Bisnis.com.
Namun dia menyatakan, masih terdapat sejumlah tantangan dalam mengembangkan destinasi vegetarian di Indonesia. Salah satunya adalah terbatasnya lahan baru, dan juga masih sedikitnya jumlah restoran vegetarian di Indonesia.
Berdasarkan data Oliver’s Travel Global Vegetarian Index, hingga 2017 terdapat 438 restoran vegetarian di Indonesia. Artinya, hanya terdapat satu restoran vegetarian untuk setiap 602.720 populasi penduduk di Indonesia.
Kondisi ini membuat Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia, yang memiliki 1.185 restoran vegetarian. Dengan jumlah tersebut, terdapat satu restoran untuk setiap 26.687 populasi penduduk.
Hal ini dibenarkan oleh Susianto Tseng, Sekretaris Jenderal Indonesia Vegetarian Society (IVS). Dia menilai, banyaknya mitos yang salah mengenai kesehatan dan mahalnya makanan vegetarian/vegan membuat perkembangan restoran vegetarian kurang maksimal.
“Orang sering bilang restoran vegetarian mahal. Padahal yang dibandingkan adalah restoran di mall kelas atas. Jadi, bukan vegetariannya yang membuat mahal,” ujarnya.
Dia menyatakan, pada dasarnya terdapat banyak makanan tradisional Indonesia yang telah sesuai dengan konsep vegetarian. Beberapa di antaranya adalah gado-gado, ketoprak, tempe, yang tak hanya menyehatkan tetapi juga memiliki harga yang cukup terjangkau.
Terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, pengembangan wisata vegetarian sangat cocok untuk menjangkau wisman asal India. Pasalnya, dia menyebut dari total 500 juta populasi vegetarian di seluruh dunia, 350 juta di antaranya berasal dari India.
“India memang size-nya tidak terbesar, baru masuk top 5 wisman 2018. Dulu dia anak bawang, masih 200 ribuan wisman per tahun, tetapi sekarang pertumbuhannya sangat cepat, kedua setelah China,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pada tahun lalu jumlah wisman India yang berkunjung ke Indonesia mencapai 485.000 orang. Dengan adanya destinasi vegetarian ini, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan wisman asal India dapat mencapai 700.000 wisman per tahun.
Sejauh ini, dia menyebut komunitas vegetarian di Indonesia telah mengembangkan 10 destinasi digital vegetarian, di antaranya Belitung, Banten, Tomohon, Batam, serta Pontianak. Selain itu, pihaknya juga sudah menetapkan 10 makanan terlezat vegetarian di Indonesia antara lain gado-gado, sayur asem, nasi goreng, hingga pecel.
Mengutip data The Global Vegetarian Index, dia menyebut Indonesia masuk dalam peringkat ke-16 dari 183 negara yang ramah vegetarian atau masuk 20 negara teratas yang dianggap ramah terhadap vegetarian. Urutan teratas dari daftar tersebut diraih oleh Seychelles, sedangkan Thailand urutan kedua, dan Malaysia urutan ketiga.