JAKARTA—Wisatawan mancanegara asal Malaysia menempati urutan pertama dengan jumlah kunjungan ke Indonesia terbanyak di sepanjang Maret 2018, yaitu mencapai 250.944 kunjungan, tumbuh 18,39% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, pertumbuhan ini sekaligus menggeser wisatawan mancanegara asal China yang selama ini mendominasi jumlah kunjungan. Pada Maret 2018, jumlah kunjungan wisman China mencapai 180.454 kunjungan, tumbuh 13,22% dibandingkan Maret tahun lalu.
Adapun di peringkat selanjutnya adalah wisman asal Singapura sebanyak 167.516 kunjungan, tumbuh 12,28% dari tahun lalu, diikuti oleh wisman asal Timor Lesta sebesar 138.499 dengan pertumbuhan 10,15% dan wisman asal Australia sebesar 100.366 kunjungan, tumbuh 7,36% secara year-on-year.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti memaparkan, pertumbuhan wisman asal Malaysia didorong oleh pembukaan jalur penerbangan baru oleh sejumlah maskapai, antara Jakarta-Penang oleh Citilink dan rute Pointianak-Miri oleh Wings Air.
“Selain pembukaan flight baru, juga adanya Festival Cap Go Meh di Singkawang pada pertengahan Maret. Itu juga menambah jumlah wisman Malaysia yang datang,” ujarnya saat konferensi pers, Rabu (2/5).
Sebagai perbandingan, pada Februari lalu, jumlah kunjungan wisman China masih menjadi yang terbanyak , sebesar 214.427 kunjungan dengan pertumbuhan yoy sebesar 17,85%. Sementara wisman asal Malaysia menempati urutan kedua dengan jumlah wisman 205.855 kunjungan dengan pertumbuhan 17,14%.
Adapun secara kumulatif, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan I/2018 mencapai 3,67 juta kunjungan, naik 14,87% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,19 juta.
Bila dibandingkan secara month-to-month, jumlah kunjungan wisman pada Maret 2018 naik 28,76% dari periode sama tahun lalu, yaitu dari 1,06 juta kunjungan menjadi 1,36 juta kunjungan.
"Jumlah kunjungan wisman pada Maret 2018 juga mengalami kenaikan 13.62% dari Februari 2018, cukup signifikan. Ini lebih dipengaruhi kondisi Bali yang mulai recovery," ujarnya.
Dia menjelaskan, meletusnya Gunung Agung Bali pada periode Juli-Agustus pada 2017 lalu sempat memukul pariwisata nasional, dan mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisman dari 1,39 juta kunjungan pada Agustus 2017, berangsur menurun menjadi 1,25 juta pada September dan bahkan menyentuh titik terendahnya pada November dengan jumlah kunjungan 1,06 juta kunjungan.
"Desember 2017 kondisinya mulai recovery dan kembali ke kondisi normal," tambahnya.