Bisnis.com, JAKARTA—Ribuan massa buruh yang tergabung dalam berbagai serikat pekerja melakukan aksi damai dalam peringatan Hari Buruh.
Sejumlah serikat pekerja itu tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Federasi Serikat Pekerja Metal, Gabungan Serikat Pekerja Manufaktur Seluruh Indonesia, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia) dan masih banyak lainnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis, Selasa (1/5/2018), massa berkumpul di areal Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat sekitar pukul 10.00 WIB, dan mulai bergerak ke Istana Merdeka pada 10.45 WIB.
Beberapa petugas kepolisian terlihat bersiaga mengamankan jalan yang tertutup massa di sepanjang Jalan Medan Merdeka.
Ketua KSPI Said Iqbal menyatakan, pada peringatan May Day kali ini, serikat buruh menyuarakan Tritura Plus, yaitu tiga tuntutan buruh dan rakyat, yaitu:
1.Turunkan harga beras, listrik, BBM. Bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi.
2. Tolak upah murah. Cabut PP no 78/2015 ttg pengupahan
3. Tolak TKA buruh kasar dari China. Cabut Perpres no 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
Said menambahkan, dalam aksi tersebut pihaknya juga menyuarakan tuntutan plus, yaitu penghapusan sistem kerja kontrak dan alih daya (outsorcing), serta memilih presiden yang pro buruh. "Mayday is not fun day. Mayday is not holiday. Mayday is struggling of labour issue," ujarnya.
Selain tritura plus, terdapat sejumlah isu ketenagakerjaan yang menjadi sorotan aksi massa. Beberapa di antaranya yaitu tuntutan memperbaiki pelayanan jaminan kesehatan nasional, dan penyediaan perumahan murah untuk buruh dan rakyat.