Bisnis.com, JAKARTA – Berita seputar kinerja keuangan delapan emiten berkapitalisasi jumbo serta suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) menjadi sorotan media massa hari ini, Senin (30/4/2018).
Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional hari ini:
Big Cap Masih Solid. Kinerja keuangan delapan emiten berkapitalisasi jumbo relatif cukup kuat sepanjang kuartal I/2018, yang mencerminkan kinerja perekonomian yang tetap stabil dan potensi bangkitnya harga saham setelah gejolak eksternal berakhir. (Bisnis Indonesia)
Saatnya Kebut Produktivitas. Tuntutan perbaikan sistem pengupahan harus dibarengi dengan perbaikan produktivitas tenaga kerja. Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menegaskan peringatan Hari Buruh pada tahun ini akan dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan produktivitas dan mempererat hubungan industrial, terutama dalam menghadapi era disrupsi ekonomi dan digitalisasi. (Bisnis Indonesia)
Kemenperin Siap Gugat Vietnam. Kementerian Perindustrian hendak mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait dengan aturan baru Vietnam, Decree 116. Pemerintah menilai regulasi itu bisa jadi sebagai bentuk hambatan nontariff yang melanggar aturan perdagangan bebas. (Bisnis Indonesia)
Pemerintah Diminta Susun Standardisasi. Pemerintah diminta segera menyusun standardisasi bagi seseorang untuk menjadi kuasa wajib pajak pascakeputusan Mahkamah Konstitusi yang memperluas definisi kuasa wajib pajak. (Bisnis Indonesia)
Saat Mencicil Beli Saham Salah Harga. Kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir sejatinya bukan disebabkan faktor fundamental dalam negeri. Aksi jual terjadi lantaran terpapar sentimen global Amerika Serikat (AS). (Kontan)
Lagi, Saham Bank Permata Diincar Investor. Lagi, kabar penjualan saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) milik Standard Chartered Plc. menyeruak kencang. Jika sebelumnya, Farallon Capital Management LLC dikabarkan berminat masuk ke Bank Permata, kini ada baru lagi. (Kontan)
Naikkan Suku Bunga Acuan. Kalangan bankir merekomendasikan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR), guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun, BI dinilai berada dalam posisi dilematis. Sebab, di tengah laju ekspansi kredit yang lamban, bank sentral dituntut memberikan stimulus bagi perekonomian untuk mendukung rezim suku bunga rendah. (Investor Daily)