Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Produktivitas Lahan dan Penguatan ISPO

Bisnis.com, JAKARTA Pemerintah berkomitmen mendorong produktivitas lahan dan penguatan melalui Indonesian Sustainable Palm Oil atau ISPO.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berkomitmen mendorong produktivitas lahan dan penguatan melalui Indonesian Sustainable Palm Oil atau ISPO.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, minyak sawit adalah produk tanaman yang paling efisien dibandingkan dengan sumber minyak nabati lainnya seperti kacang kedelai, rapeseed atau bunga matahari.

Berdasarkan rasio penggunaan lahan, per hektare kebun sawit akan menghasilkan sekitar 4 ton minyak sawit. Sementara itu, biji bunga matahari hanya menghasilkan 0,6 ton.

“Ini menunjukkan bahwa produksi minyak sawit sangat efisien dalam hal penggunaan lahan dan mengonsumsi energi paling sedikit dibandingkan dengan banyak tanaman minyak lainnya,” katanya melalui siaran pers, Rabu (25/4/2018).

Darmin mengemukakan pemerintah terus mendukung produktivitas petani sawit dengan memanfaatkan luas lahan yang sudah ada. Dalam rangka meningkatkan produktivitas perkebunan petani kecil, misalnya, pada 2017, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Program Penanaman Perkebunan Rakyat (PPR) di Kabupaten Musi Banyuasin - Sumatera Selatan dan Serdang Bedagai - Sumatra Utara.

Dirinya menilai pemerintah telah menetapkan dan menegakkan pedoman praktik minyak sawit berkelanjutan melalui ISPO ini dengan tujuan penanggulangan dampak lingkungan.

Saat ini, pemerintah juga sedang melakukan tahap akhir proses penguatan ISPO, yang melibatkan multi stakeholders, mulai dari lintas kementerian/lembaga (K/L), pemerintah daerah, akademisi, pelaku industri, petani, asosiasi, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

“ISPO adalah standar pengujian kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia dan ketentuan sertifikasi yang mengacu pada organisasi standardisasi internasional,” ujarnya.

ISPO pun diharapkan dapat memiliki hirarki hukum yang lebih tinggi agar dapat diterapkan lintas sektoral, memiliki pendekatan lansekap dan pertanian berkelanjutan, menggunakan teknologi informasi; serta dapat dipakai untuk meningkatkan diplomasi internasional.

Melalui Konferensi Internasional ke-6 tentang Kelapa Sawit dan Lingkungan Hidup (ICOPE), Darmin juga berharap dapat menghasilkan solusi untuk meningkatkan produksi minyak sawit berkelanjutan menggunakan sains dan teknologi.

“Bersama dengan mitra ICOPE, forum diskusi ilmiah dapat dibentuk untuk menciptakan inovasi dan kebijakan teknologi yang dapat mengatasi dugaan bahwa sektor kelapa sawit merupakan faktor yang berkontribusi terhadap emisi karbon, aktivitas deforestasi dan kebakaran lahan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper