Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan tender untuk daging kerbau tersebut akan dibuka pekan ini. Pembukaan tender akan disesuaikan dengan ketersediaan dari dalam negeri.
“Yang sudah ditender sebelumnya 20.000 ton. Minggu ini akan ditender kembali 20.000 ton,” kata Andrianto kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Sebelumnya Perum Bulog telah membuka tender sebanyak 20.000 ton dan dimenangkan oleh tiga perusahaan eksportir dari India. Artinya dengan dibuka tender pekan ini, jumlah tender yang sudah dilakukan mencapai 40.000 ton.
Hingga Jumat (20/4) kemarin, jumlah daging kerbau beku yang masuk baru 8.000 ton yang tersebar di tiga pelabuhan yakni Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Belawan Sumatera Utara.
Menurutnya, impor daging beku tidak dapat dilakukan sekaligus. Pasalnya daging harus disimpan dalam gudang pendingin atau coldstorage. Bulog juga mengatur pengelolaan persediaan dengan baik dan melakukan importasi secukupnya.
Sementara proses tender sendiri hanya dapat diikuti oleh perusahaan India yang telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia. Perusahaan yang telah terverifikasi akan diundang oleh Bulog untuk mengikuti proses tender.
Eksportir daging beku dari India juga harus memasok sesuai dengan spesifikasi yang telah diminta oleh Perum Bulog yakni daging bagian paha depan. Pemerintah menyebut paha depan merupakan salah satu bagian terbaik dari kerbau.
Andrianto menjelaskan, importasi sendiri membutuhkan waktu setidaknya satu bulan. Pasalnya perusahaan di India membutuhkan waktu untuk menyembelih kerbau, membuat barang, apalagi hanya bagian tertentu saja yang akan dikirim ke Indonesia. Setelahnya ada pula waktu perjalanan, ditambah proses pemeriksaan dokumen di bea cukai dan antre di pelabuhan.
Selain itu, impor daging beku tidak dapat dilakukan sekaligus sesuai jumlah yang ditenderkan. Pengiriman daging beku harus menggunakan kontainer pendingin agar kualitas yang diberikan hingga di Indonesia tetap baik.
Satu kontainer, ujar Andrianto hanya dapat menampung 25 ton daging beku. Artinya jika dijumlahkan dengan 20.000 ton, setidaknya membutuhkan 800 kontainer berpendingin untuk memasok daging yang diminta.
“Daging yang sudah tiba sebagian langsung didistribusikan, sebagian di simpan di gudang pendingin,” katanya.
Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan mengeluarkan izin impor daging kerbau beku atau forzen meat akhir Februari lalu. Upaya ini untuk memenuhi permintaan pasar menjelang puasa dan Lebaran. Pemerintah memastikan harga yang dijual di pasaran sebesar Rp80.000 per kilogram.
Pemerintah menyebut langkah impor dan menjual harga miring untuk memberikan pilihan kepada masyarakat selain daging segar dengan harga yang cenderung tinggi dibanding beku. Adapun pemerintah mengaku daging yang dipasok ke Indonesia merupakan bagian paha depan kerbau.