Bisnis.com, LOMBOK—Sejak diresmikan operasionalnya oleh Presiden RI Joko Widodo, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika tergolong pesat pengembangannya. Dua investasi asing atau foreign direct investment (FDI) telah memulai pembangunan kawasan hotel.
Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer mengatakan realisasi invetasi investor asal Korea, List International juga menanamkan uangnya di KEK Mandalika dengan membangun Hotel Royal Tulip bekerja sama dengan Hartono Jakarta.
Selanjutnya, disusul pembangunan Paramount Lombok Resort & Residences pada Rabu (18/4). Proyek ini merupakan kerja sama antara EBD Paragon dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk. Mayoritas kepemilikan ada di EBD.
EBD Paragon dimiliki oleh perusahaan Arab yang juga memiliki Paramout Pictures di Amerika Serikat. Dilihat dari nilai investasinya, proyek ini merupakan yang terbesar di kawasan ini untuk segmen perhotelan dengan total 400 kamar dan 100 residensial. Proyek ini dibangun di atas lahan seluas 7,65 ha, dan targetnya rampung pada Desember 2020 mendatang.
“Paramount Hotel & Resort ini juga menjadi hotel ketiga untuk kelas bintang lima yang akan dibangun di Mandalika,”katanya Rabu (18/4/2018).
Sebelumnya, telah ada Hotel Pullman dan Hotel Royal Tulip. Hotel Pullman berkapasitas 270 kamar telah mulai dibangun pada Oktober2017 dan Hotel Royal Tulip berkapasitas 198 kamar telah dilakukan groundbreaking pada 26 Maret 2018.
Baca Juga
Selanjutnya, kata dia, akan menyusul dilakukan pembangunan Hotel X2 yang direncanakan berkapasitas 240 kamar, Hotel Grand Mercure berkapasitas 342 kamar, Aloft by Marriot berkapasitas 173 kamar dan sejumlah hotel lain.
Abdul mengatakan pembangunan hotel-hotel ini akan melengkapi pembangunan infratsruktur yang telah dilakukan. Misalnya saja selesainya 11 km jalan dalam kawasan, penantaan pantai masjid dan oenantaan infrastruktur lainnya. Melihat pengembangan kawasan yang cukup matang, maka kawasan Mandalika juga telah memperoleh kepercayaan pemerintah yakni pembiayaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sehingga menjadi pilot project untuk ekspor pariwisata.
Menteri BUMN, Rini Soemarno yang hadir dalam kesempatan serupa juga mengungkapkan memerlukan investor yang memiliki daya tarik kawasan supaya Lombok bisa berkembang lebih cepat.
Sejalan dengan berkembangnya Mandalika lanjut Rini akan didukung dengan penambahan dua apron baru dan perpanjangan landasan menjadi 3.000 meter sehingga Long hall flight bisa mendarat di bandara Lombok.Selain itu sambung Rini, Pelindo III juga akan menyiapkan dermaga yang bisa menerima atau bersandarnya kapal-kapal pesiar. Pengerjaannya diharapkan rampung pada akhir 2019.
Tak hanya itu, pemerintah juga sedang membicarakan kemungkinan untuk menambah jalur akses jalan ke Bandara jika nantinya kunjungan wisatawan ke kawasan ini cukup ramai.