Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Anggaran AS Tembus US$1 Triliun Pada 2020

Defisit anggaran belanja Amerika Serikat diperkirakan menembus US$1 triliun pada 2020, dua tahun lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump/Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Defisit anggaran belanja Amerika Serikat diperkirakan menembus US$1 triliun pada 2020, dua tahun lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Menurut laporan Kantor Kongres Anggaran AS (CBO) yang dirilis pada Senin (9/4/2018), hal itu disebabkan oleh pemotongan pajak dan UU anggaran dari Presiden AS Donald Trump yang diperkirakan gagal mendongkrak pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

 “Di tahun fiskal 2019, defisit akan mencapai US$981 miliar, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar US$689 miliar,” tulis badan non-partisan Kongres AS tersebut seperti dikutip Bloomberg,  Selasa (10/4/2018).

Dalam laporan sebelumnya, pada Juni 2017, CBO memperkirakan defisit anggaran AS dapat melewati level triliunan dolar pada tahun fiskal 2022. CBO menambahkan, jumlah pengeluaran Negeri Paman Sam juga melebar hingga US$804 miliar dalam tahun fiskal ini hingga 30 September 2018, melonjak dari perkiraan sebelumnya yang hanya US$563 miliar.

Sementara itu, defisit kumulatif AS, dengan menimbang dampak pemotongan pajak dan UU anggaran, akan menjadi US$11,7 triliun dari 2018 hingga 2027 atau sekitar US$1,6 triliun lebih besar dari proyeksi CBO pada Juni 2017. “CBO memperkirakan, pendapatan menjadi lebih sedikit 2%  dan pengeluaran menjadi lebih banyak 1% dalam peiode itu,” lapor CBO.

CBO menilai, pemotongan pajak dan UU anggaran dapat mendorong stimulus fiskal dan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) ril melewati PDB potensial Negeri Paman Sam dalam jangka pendek. Namun, untuk jangka panjang, segala dampak tersebut, ditambah dengan defisit anggaran federal yang membengkak, juga berpotensi memberikan tekanan untuk suku bunga dan harga.

Adapun, defisit semakin tumbuh seiring Pemerintahan Trump memberlakukan perbaikan pajak tahun ini. Langkah itu dinilai CBO dapat mengurangi pendapatan federal hingga lebih dari US$1 triliun hingga sedekade kedepan. Belum lagi, Kongres AS juga telah menyetujui peningkatan anggaran belanja negara sebesar US$300 miliar.

Pemerintahan Trump sebelumnya menjanjikan bahwa pemotongan pajak dapat menopang pertumbuhan ekonomi AS dan membatasi ekspansi defisitnya. Namun, CBO memperkirakan PDB ril hanya akan berekspansi menjadi 3,3% pada 2018, sebelum melambat ke 2,4% pada 2019 dan 1,8% pada 2020, berdasarkan kuartal keempat dari tahun ke tahun. Sementara pada Juni, CBO memperkirakan pertumbuhan berada di level 2% tahun ini.

“Sepanjang periode 2020-2026, sejumlah faktor akan mengganggu pertumbuhan, yaitu tingginya suku bunga dan harga, perlambatan pertumbuhan dalam pengeluaran federal, dan kadaluarsanya pengurangan pajak pendapatan perorangan,” tulis CBO.

Bahkan sebelum pengukuran fiskal terbaru ini, CBO menyebutkan selisih anggaran AS diperkirakan juga meningkat karena banyaknya populasi tua di Amerika Serikat yang dapat menekan program jaminan kesehatan dan pensiun.  Kepala CBO, Keith Hall, akan menjelaskan laporan ini di hadapan Komisi Anggaran DPR dan Senat AS pekan ini.

Kongres pun telah menyatakan sebelumnya bahwa mereka tidak berencana untuk menetapkan UU pemotongan defisit sebelum pemilihan anggota Senat AS pada November nanti. Kendati DPR AS tengah mempersiapkan resolusi anggaran, Senat AS telah mengindikasikan untuk tidak memprosesnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper