Bisnis.com, JAKARTA— Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir yang dirilis pada November 2017, menjelaskan bahwa jumlah pengangguran bertambah 10.000 orang dalam setahun terakhir, sementara tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,5%.
Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) paling tinggi di antara pendidikan lain yaitu sebesar 11,41%.
Yuliati Sri Nurhidayati, Kepala Seksi Kerja Sama dan Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai, hasil riset BPS dilakukan saat banyak dari lulusan SMK baru tengah menunggu panggilan kerja. Meski demikian, dia mengaku saat ini pihaknya belum memiliki data tandingan mengenai kontribusi lulusan SMK terhadap TPT nasional.
Dia menjelaskan, saat ini terdapat 13.800 SMK di seluruh Indonesia di mana 1,1 juta siswa di antaranya mengambil jurusan bidang pemasaran bisnis dan manajemen. Secara rata-rata, SMK jurusan pemasaran menghasilkan lulusan sebanyak 400.000 setiap tahunnya. Adapun program pemasaran disebut termasuk ke dalam salah satu jurusan yang paling diminati, setelah teknologi rekayasa, pariwisata, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
“SMK menciptakan tenaga terampil siap pakai, jadi kita harus kerja sama dengan industri. Siswa akan lebih percaya diri kalau lulus dengan pengalaman kerja,” ujarnya, Senin (9/4/2018).
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya telah menggandeng sejumlah perusahaan untuk mengadakan pelatihan bagi SMK. Khusus untuk bidang pemasaran, pihaknya telah bekerja sama toko ritel modern, dan yang terbaru dengan produsen biskuit PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia.
Program pelatihan yang dijalankan bernama Khong Guan SMK Jago Jualan 2018, di mana siswa SMK jurusan pemasaran ditantang untuk menjual produk biskuit yang dihasilkan oleh Khong Guan melalui kompetisi. Nantinya para siswa yang berhasil memenangkan kompetisi tersebut akan diberikan hadiah berupa uang tunai dan perjalanan wisata.
Dedy Budiman, Penanggung Jawab Program Khong Guan SMK Jago Jualan 2018 menjelaskan, kompetisi ini diikuti oleh 242 tim yang beranggotakan siswa kelas X dan XI SMK jurusan pemasaran yang tersebar di 23 kota.
Selama masa kompetisi, peserta akan dibekali dengan pelatihan secara online dan pendampingan oleh masing-masing pendamping untukk memberikan kiat dan strategi pemasaran dan penjualan. Setiap tim diberikan target penjualan sebesar Rp8 juta selama dua bulan, dan diwajibkan untuk melakukan kegiatan aktivasi pemasaran secara online, serta mengunggah kegiatan tersebut di media sosial.
“Kami ingin meningkatkan kepercayaan diri anak SMK jurusan pemasaran bahwa peran mereka tak kalah penting dibandingkan dengan jurusan lain seperti akuntansi dan manajemen bisnis. Kami juga sekaligus ingin melatih mental mereka,” ujarnya.
Tommy Hartono, National Sales Manager Khong Guan menyatakan, melalui program ini pihaknya ingin berkontribusi memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk meningkatkan kompetensinya.
Tak hanya memberikan target, pihaknya juga membekali setiap siswa dengan pemahaman dari enam produk biskuit KG yang dijual. Diharapkan, teori tersebut dapat membantu siswa dalam mempraktekkan teori pemasaran yang selama ini dipelajari di SMK.
“Saat ini Khong Guan lebih besar konsumen anak muda dibandingkan yang konvensional, perbandingannya hampir 50:50%,” jelasnya.
Dia menjelaskan, di industri makanan terutama biskuit, Khong Guan menguasai pangsa pasar sebesar 30%. Untuk mendorong pertumbuhan penjualan, pihaknya pun mengaku kerap melahirkan inovasi di produk biskuit, antara lain dengan menambahkan varian rasa seperti rumput laut dan abon.