Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) terbuka dengan investor asing yang ingin menanamkan modalnya untuk membangun perkebunan tebu dalam negeri asalkan tidak memaksa impor raw sugar di kemudian hari.
Sekjen Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Nur Khabsyin mengatakan silahkan saja kalau mau membuat perkebunan tebu. Namun jangan meminta impor seperti pabrik gula yang sudah-sudah.
“silahkan saja kalau mau membuat perkebunan tebu. Tapi jangan minta impor seperti pabrik gula yang sudah-sudah,” tegasnya kepada Bisnis, Selasa (3/4).
Menurutnya investor dalam negeri pun banyak yang tertarik untuk membangun pabrik gula berbasis tebu. Tapi selalu terkendala oleh ketersediaan lahan.
“Sebetulnya investor dalam negeri banyak yang ingin bangun pabrik gula berbasis tebu tapi terkendala lahan,” katanya.
Kendala lahan yang dia maksud adalah kesulitan dalam pencariannya.
Sementara itu, Kementerian Pertanian berusaha menarik investasi di tiga sektor yaitu peternakan sapi, pabrik gula berbasis tebu, dan perkebunan jagung dengan menjanjikan pendampingan terhadap calon investor.
Sekretaris Jendral Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan tambahan investasi di ketiga sektor tersebut dirasa penting agar produktivitas per tahunnya terpacu.
Dia mengatakan Kementan akan mendampingi investor terkait pencarian lahan untuk investasi di bidang pangan. Kementan akan bantu memfasilitasi dengan pemerintah daerah setempat dan mendampingi untuk ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan izin ke Badan Pembinaan Hukum Nasional.
“Kami [akan] mendampingi investor lama atau baru agar datang kesini untuk mengetahui informasi lahan yang cocok , sampai informasi proses [investasi], dan mendampingi ke bupati atau gubernur,” katanya kepada Bisnis, Senin (26/3) malam.
Dia berjanji pendampingan yang dilakukan kepada calon investor tersebut tidak akan berbiaya sama sekali atau gratis.