Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN IX Naikan Target Produksi Karet

BUMN yang bergerak di bidang perkebunan karet PT. Perkebunan Nusantara IX tahun ini menargetkan dapat meningkatkan produksi karetnya sampai dengan 27.500 ton meningkat 2.000 ton dibandingkan dengan tahun lalu.
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – BUMN yang bergerak di bidang perkebunan karet PT Perkebunan Nusantara IX tahun ini menargetkan dapat meningkatkan produksi karetnya sampai dengan 27.500 ton meningkat 2.000 ton dibandingkan dengan tahun lalu.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IX Iryanto Hutagaol mengatakan pada tahun ini produksi perkebunan karetnya akan meningkat 2.000 ton dibandingkan tahun 2016. Hal tersebut mendorong produksi karet PTPN IX dari 25.500 ton menjadi 27.500 ton.

“Naik menjadi kurang lebih 27.500 ton,” katanya kepada Bisnis, pada Senin (2/4/2018).

Adapun dengan peningkatan produksi, Iryanto tidak bergeming meskipun terdapat kesepakatan pembatasan ekspor oleh Indonesia, Malaysia dan Thailand yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC).

Kesepakatan tersebut mengurangi volume ekspor karet sebanyak 700.000 metrik ton. Dengan tegas Iryanto mengatakan,”Belum ada pengaruh,” katanya.

Sementara itu, Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) meyakini produksi karet tahun ini akan meningkat sekitar 3,7 juta ton berkat replanting yang dilakukan 2011.

Ketua Umum Dekarindo, Aziz Pane mengatakan produksi karet alam tahun ini akan menyamai produksi tahun lalu 3,6 juta ton atau bahkan lebih tinggi. Menurutnya, jumlah produksi tersebut sudah cukup tinggi dibandingkan dengan 2016.

“Sekarang kita sudah tinggi hasil produksinya sekitar 3,7 juta ton. Kita sudah keluar dari hasil abadi yaitu 3,2 juta ton mulai 2016 ke belakang. Semua berkat replanting yang kita lakukan ketika harga karet sedang tinggi karena harga minyak tinggi. Pohon karet ditebang dan ditanam kembali,” katanya kepada Bisnis, Senin (2/4/2018).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper